Life

5 Fakta Menarik Kampung Cireundeu, Penduduknya Ratusan Tahun Tidak Makan Nasi

×

5 Fakta Menarik Kampung Cireundeu, Penduduknya Ratusan Tahun Tidak Makan Nasi

Sebarkan artikel ini


Kampung Cireundeu merupakan kampung adat yang berada di pinggiran kota Cimahi. Tepatnya, di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Kampung tersebut masih melestarikan budaya, adat, dan tradisi dari para leluhurnya. Meski begitu, kampung ini tetap terbuka pada perkembangan zaman.

Cireundeu merupakan singkatan dari Cai (air) dan Reundeu (Pohon Reundeu). Pohon reundeu banyak dikenal sebagai pohon yang daunnya menjadi bahan baku obat herbal. Melansir dari detikJabar, para leluhur menitipkan sumber air dan pohon reundeu yang berkhasiat.

Nama Cireundeu diungkapkan Ais Pangampih Kampung Adat Cireundeu, Abah Widiya memiliki filosofi yaitu alam dan kehidupan yang harus seimbang. Berikut ini 5 fakta menarik Kampung Cireundeu, yuk simak!

1. Penduduk Tidak Makan Nasi

Olahan rasi/Foto: instagram.com/visitcireundeu

Salah satu fakta menarik di Kampung Cireundeu adalah penduduknya tidak makan nasi yang berasal dari beras padi. Masyarakatnya mengolah singkong menjadi makanan pokok yang disebut rasi atau beras yang berasal dari singkong. Cara pengolahan dengan digiling, diendapkan, hingga menjadi tepung yang dikeringkan menjadi rasi tersebut sudah diwariskan dari ratusan tahun yang lalu. 

Melansir dari Instagram Byan Mandala dan Visit Cireundeu, awal mula rasi dijadikan sebagai makanan pokok masyarakat kampung Cireundeu yaitu pada tahun 1918 ketika komoditas padi dikuasai penjajah dan sawah dilanda kekeringan. Warga kampung Cireundeu, Aki Ali pada saat itu memikirkan bahwa masyarakat harus mengganti beras sebagai makanan pokok sebagai awal perlawanan terhadap penjajah. 

2. Kuliner Cireundeu

Kuliner Cireundeu/Foto: instagram.com/serbasingkongcireundeureal

Singkong menjadi makanan yang utama di Kampung Cireundeu. Pengunjung bisa menikmati kuliner berbahan dasar singkong yang diolah menjadi makanan khas kampung ini, seperti dendeng dari kulit singkong hingga aneka kue yang berbahan rasi. Unik banget ya, Beauties!

[Gambas:Instagram]


2. Mempertahankan Adat dan Budaya Leluhur

Mempertahankan Adat dan Budaya Leluhur/Foto: instagram.com/visitcireundeu

Kampung Adat Cireundeu masih sangat memertahankan budaya leluhur. Selain makanan, masyarakat adat masih teguh melestarikan budaya peninggalan nenek moyang sejak 500 tahun lalu atau pada saat zaman penjajahan.

‘Ngindung ka Waktu, Mibapa ka Jaman’, itulah prinsip yang tetap dipegang masyarakat adat Cireundeu. ‘Ngindung ka Waktu’ berarti masyarakat kampung Adat Cireundeu akan senantiasa menjaga karakter, adat, dan segala yang diajarkan leluhur. Meski begitu mereka juga tetap ‘Mibapa ka Jaman’ yang berarti terbuka pada perkembangan zaman.

Budaya yang masih dilestarikan lainnya adalah pertunjukan seni budaya Sunda dengan alat-alat musik tradisional. Selain itu, masyarakat Adat Kampung Cireundeu juga masih sering melaksanakan pertunjukan budaya, seperti Perayaan Tutup Tahun yang diadakan setiap tahun dalam acara peringatan 1 Sura.

4. Toleransi Beragama

Toleransi Beragama/Foto: instagram.com/visitcireundeu

Melansir dari DetikJabar, masyarakat pemeluk agama Islam di kampung Cireundeu hidup rukun, berbaur, dan saling menghormati dengan penghayat kepercayaan Sunda Wiwitan. Misalnya, saat warganya yang muslim menjalankan ibadah puasa, sementara penghayat Sunda Wiwitan menjalankan ritualnya.

“Dalam keagamaan dan kegiatan apapun ya kita harus saling menjaga. Misalnya abah kalau mau melaksanakan kegiatan upacara adat itu tentu izin dulu ke warga muslim. Sebaliknya warga muslim juga gitu, kalau ada kegiatan keagamaan pasti izin dulu ke penganut Sunda Wiwitan,” kata Ais Pangampih Kampung Adat Cireundeu, Abah Widiya.

5. Keindahan Alam

Keindahan Alam/Foto: instagram.com/visitcireundeu

Sebagai kampung adat, keindahan alam Cireundeu selalu terjaga. Pegunungan, sawah, hutan masih tampak asri untuk bisa dinikmati. Masyarakat kampung ini tetap memegang prinsip dan adat yang sudah ada sejak zaman dahulu, mereka hidup selaras antara kehidupan, kepercayaan dengan alam. Sebagai masyarakat yang tinggal dekat dengan alam, dengan merawat alam dan tidak merusaknya begitulah cara bersyukur atas pemberian Tuhan.

Hingga kini, Kampung Adat Cireundeu menjadi tempat wisata budaya, alam, dan kuliner yang banyak dikunjungi oleh masyarakat, sekolah, kegiatan kampus, hingga bumi perkemahan. Tertarik berkunjung, Beauties? 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


(dmh/dmh)



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *