Beberapa waktu lalu Maldives atau Maladewa mengumumkan akan melarang kunjungan warga negara Israel. Hal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas kepada Palestina. Sebagaimana diketahui, Israel masih melakukan genosida di Palestina dan telah menewaskan lebih dari 38.500 warga sipil, korban jiwa didominasi oleh perempuan dan anak-anak.
Menanggapi peraturan tersebut, Kementerian Luar Negeri Israel mengimbau warganya untuk tidak berlibur ke Maldives, termasuk warga yang memiliki kewarganegaraan ganda. Namun, yang menjadi sorotan adalah ketika kedutaan besar Israel di India merekomendasikan pantai-pantai indah yang bisa dikunjungi warga Israel di India.
Melalui X, akun @IsraelinIndia menyarankan warganya untuk mengunjungi beberapa pantai indah di India, seperti Goa, Kepulauan Andaman dan Nikobar, Lakshadweep, dan Kerala.
“Karena Maladewa tidak lagi menyambut orang Israel, berikut adalah beberapa pantai India yang indah dan menakjubkan di mana wisatawan Israel disambut dengan hangat dan diperlakukan dengan sangat ramah,” cuit akun tersebut, Senin (3/6).
Israel Promosikan Wisata di India Usai Dilarang Berkunjung ke Maldives
Ilustrasi/Foto: Pexels.com/ Asad Photo Maldives
Unggahan serupa dibagikan oleh Hananya Naftali, yang bekerja untuk tim digital Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
“Maladewa memutuskan untuk melarang warga negara Israel berkunjung, jadi izinkan saya merekomendasikan Anda semua tempat menakjubkan yang dapat Anda kunjungi–dengan nilai lebih baik untuk uang Anda. Pantai-pantai di India siap menyambut Anda dengan tangan terbuka dan keramahtamahan yang hangat,” tulisnya.
Beberapa pengguna media sosial juga ikut mempromosikan tempat wisata dan pantai di India untuk dikunjungi turis Israel. Beberapa juga menggunakan tagar #BoycottMaldives sebagai respons atas keputusan negara tersebut.
Tuai Hujatan Netizen
Ilustrasi/Foto: Pexels/Asad Photo Maldives
Di sisi lain, banyak netizen India yang mengecam aksi Israel yang menggembar-gemborkan India sebagai tujuan wisata utama untuk warga Israel. Netizen India mengatakan bahwa turis Israel menghalangi orang India mengakses pantai dan resor populer di negara tersebut.
“Jadi Anda akan menempati seluruh pantai kami dan mencegah kami orang India memasukinya? Seperti yang sudah Anda lakukan di Goa dan Kasol? Tidak, terima kasih. Tetaplah di tempat Anda berada,” kata salah satu netizen India.
Dilansir dari Middle East Eyes, diperkirakan sekitar 35 ribu warga Israel melakukan perjalanan ke Goa setiap tahun, sementara ratusan dilaporkan menetap secara permanen di Kasol, Himachal Pradesh, yang juga dikenal sebagai “Israel mini”.
Banyak netizen menilai keputusan Maldives melarang warga Israel berkunjung adalah hal yang benar, mengingat aksi keji Israel yang telah menewaskan puluhan ribu nyawa warga Palestina yang tak bersalah.
“Orang-orang yang mendukung genosida tidak diterima di Maladewa. Pergilah ke tempat lain,” ucap netizen.
[Gambas:Twitter]
Propaganda Outlet Berita Inggris
The Telegraph/Foto: Tangkapan Layar
Beberapa hari setelah Maldives melarang turis Israel berkunjung, outlet berita Inggris The Telegraph memuat berita yang mengatakan ada ‘sisi gelap’ dari Maldives. Artikel bertajuk “The Dark Side of the Maldives“ menuai kritik dari pengguna media sosial.
Dalam artikel tersebut, The Telegraph mempertanyakan keamanan destinasi wisata tersebut bagi para pelancong, dan menggambarkannya sebagai “negara yang rumit dan penuh konflik”.
Artikel tersebut dikritik oleh banyak netizen di media sosial, dan banyak yang menuduh artikel tersebut mencoba ‘memboikot’ Maldives.
Beberapa netizen juga menunjukkan bahwa The Telegraph sebelumnya telah menerbitkan artikel yang mempromosikan Maldives sebagai tujuan wisata yang wajib dikunjungi. Namun, usai keputusan Maldives melarang Israel keluar, The Telegraph langsung menulis artikel ‘boikot’ Maldives. Beberapa netizen menyebut hal ini sebagai sebuah propaganda.
“Telegraph sedang mencoba mencoreng #Maladewa. Teman-teman, sebagai orang yang pernah ke Maladewa, saya akan memberi tahu Anda apa sisi gelap Maladewa. Di malam hari, saat mendung, hari menjadi gelap…” tulis seorang netizen.
“Kami lebih memilih untuk melarang negara-negara yang melakukan kejahatan perang daripada memasok senjata sehingga mereka dapat membom anak-anak dan membakar orang hidup-hidup. Anda mengatakan sisi gelap. Saya mengatakan ini sisi benar dari sejarah,” cuit seorang netizen.
Hampir 11.000 warga Israel mengunjungi Maldives tahun lalu, atau setara dengan 0,6 persen dari total kunjungan wisatawan. Data resmi menunjukkan jumlah warga Israel yang mengunjungi Maldives turun menjadi 528 dalam empat bulan di 2024, turun 88 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pemegang paspor Israel juga tidak diizinkan memasuki negara seperti Aljazair, Bangladesh, Brunei, Iran, Irak, Kuwait, Lebanon, Libya, Pakistan, Arab Saudi, Suriah, dan Yaman.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!
(naq/naq)