Life

Pilu, Perempuan di Ghana Rela Berhubungan Intim Demi Bisa Nikmati Produk Mie Instan Indonesia

×

Pilu, Perempuan di Ghana Rela Berhubungan Intim Demi Bisa Nikmati Produk Mie Instan Indonesia

Sebarkan artikel ini


Kaum perempuan, bisa dibilang, menjadi salah satu pihak yang paling terdampak parah saat pandemi COVID-19. Mulai dari aspek finansial, pekerjaan, kehidupan rumah tangga, hingga keamanan. 

Hal pilu harus dialami perempuan di Ghana, Afrika Barat, akibat pandemi COVID-19 yang membuat kehidupan mereka kian sulit. Tingkat kemiskinan yang meningkat akibat pandemi COVID-19 membuat perempuan Ghana terpaksa melakukan seks transaksional. Salah satu benda yang dijanjikan untuk perempuan Ghana jika mereka mau berhubungan seks adalah produk mie instan asal Indonesia.

Produk mie instan asal Indonesia ini memang mendunia, tak terkecuali di Ghana. Produk mie instan ini disebut menjadi alat transaksi seks oleh perempuan di Ghana.

Seks Transaksional dengan Imbalan Mie Instan Indonesia
Pelecehan emosional atau fisik/ Foto : Freepik/ Freepik

Ilustrasi/Foto : Freepik/ Freepik

Sebuah studi oleh Star Ghana Foundation pada 2020 mengungkapkan bahwa perempuan muda di Ghana diiming-imingi berbagai barang sebagai imbalan jika mereka mau melakukan hubungan intim dengan pelaku, dilansir dari lama YEN. Akibatnya, terjadi peningkatan angka kehamilan di kalangan remaja. 

Karena tingkat kemiskinan di Ghana, terutama saat pandemi COVID-19, remaja perempuan terpaksa melakukan seks transaksional. Adapun imbalannya berupa pulsa, uang, hingga produk mie instan asal Indonesia.

“Dalam beberapa kasus, terdapat isu ‘seks transaksional’, di mana beberapa orangtua juga mendorong anak-anak mereka untuk melakukan hal tersebut, sehingga mereka dapat memperoleh penghasilan yang cukup untuk menghidupi diri mereka sendiri,” ungkap pakar gender dan ketenagakerjaan Bashiratu Kamal dalam sebuah acara dialog nasional tentang kekerasan seksual dan berbasis gender yang diadakan oleh STAR-Ghana Foundation, dilansir dari World of Buzz.

Kamal menjelaskan para ibu mendorong putrinya untuk melakukan seks transaksional karena mereka percaya bahwa pria tersebut dapat membantu putrinya lebih dari yang dia bisa.

“Orangtuanya tidak bekerja, mereka berada di rumah dan mereka harus bertahan hidup. Jadi mereka melakukan ini untuk mendapatkan uang,” tambahnya.

Tingkat Kehamilan Meningkat
Kekerasan dan pelecehan berbasis gender di tempat kerja masih marak terjadi

Ilustrasi/Foto: pexels.com/alex-green

Hal pilu ini menunjukkan betapa buruknya kemiskinan tidak hanya berdampak pada orang dewasa, tapi juga generasi muda di mana mereka harus mengalami eksploitasi dan seks transaksional untuk bertahan hidup.

Kemiskinan tersebut pada akhirnya membuat sebagian perempuan muda merasa putus asa, hingga rela melakukan apa saja demi mendapatkan uang atau hal yang diinginkan. Studi dari Star Ghana Foundation juga melaporkan meningkatnya angka kehamilan remaja di Ghana merupakan akibat dari rasa putus asa terhadap kondisi kehidupan mereka.

Tak sedikit remaja perempuan rela melakukan hubungan intim dengan pria untuk dapat mengakses ponsel mereka untuk mengambil gambar dan mempostingnya di media sosial. Mereka juga dengan mudah ‘memberikan tubuh’ mereka jika ada pria yang bisa membelikan mereka produk mie instan Indonesia di malam hari dan mengirimi pulsa berapa pun jumlahnya.

Kesimpulan dari studi tersebut, perempuan Ghana berada dalam posisi yang sangat rentan. Ditambah pula pandemi COVID-10 yang terjadi membuat kehidupan mereka semakin sulit.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *