Life

Apple Disebut Diskriminasi Pegawai Pro Palestina, Karyawan Beberkan Faktanya

×

Apple Disebut Diskriminasi Pegawai Pro Palestina, Karyawan Beberkan Faktanya

Sebarkan artikel ini


Delapan bulan lamanya genosida Israel terhadap Palestina telah terjadi, Apple masih bungkam terhadap isu tersebut. Memang, perusahaan yang didirikan Steve Jobs itu tidak termasuk dalam merk yang wajib diboikot berdasarkan BDS movement, tapi ada hal mengerikan di baliknya. 

Karyawan Apple bernama Tariq Ra’ouf menuliskan pengalaman buruknya mendapatkan diskriminasi di perusahaan melalui situs Mondoweiss. Tariq adalah orang Amerika-Palestina yang bekerja sebagai technical support serta penulis lepas. 

Ia mempertanyakan mengapa perusahaan impiannya itu masih terdiam mengenai genosida Israel terhadap Palestina. Padahal, Apple kerap menyuarakan berbagai isu sosial. Salah satunya adalah kematian George Floyd yang menggerakkan dunia dengan kampanye Black Lives Matter (BLM).

Di sisi lain, perlakuan berbeda mereka tunjukkan terhadap genosida di Gaza, di mana banyak perempuan dan anak-anak yang menjadi korban. Nggak hanya itu saja, Tariq mengaku adanya diskriminasi dan rasisme yang ia dan karyawan pro Palestina rasakan selama delapan bulan ini. 

Diskriminasi yang Dirasakan Oleh Karyawan
SAN JOSE, CA - JUNE 05:  Apple CEO Tim Cook delivers the opening keynote address the 2017 Apple Worldwide Developer Conference (WWDC) at the San Jose Convention Center on June 5, 2017 in San Jose, California. Apple CEO Tim Cook kicked off the five-day WWDC that runs through June 9.  (Photo by Justin Sullivan/Getty Images)

CEO Apple, Tim Cook/Foto: Getty Images

Pada tanggal 9 Oktober 2023, CEO Apple Tim Cook mengirim sebuah email dengan subject line ‘Israel’ kepada seluruh karyawan. Surel itu berisikan simpatinya terhadap serangan Hamas ke negara tersebut di tanggal 7 Oktober 2023. 

“Sama seperti kalian, saya sangat terpukul dengan serangan yang sangat mengerikan di Israel dan laporan tragis dari wilayah itu,” tulis Tim yang dikutip oleh Business Insider

Ketika dunia menyaksikan tentara zionis telah membunuh lebih dari 37 ribu penduduk Gaza, Tim tidak mengirimkan ucapan simpati melalui email atau media apapun. Seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

Tariq dan rekan-rekan kerjanya telah berupaya untuk mengirim balasan kepada CEO mereka. Bahkan, surel yang dituliskannya dibaca oleh atasannya itu. Namun, nihil respon dari bos Apple. 

Nggak hanya itu saja, dua kanal karyawan Muslim dan Yahudi di Slack telah dihentikan oleh Apple sejak 1 November 2023. Sebelumnya, karyawan Apple itu melihat adanya beberapa postingan rasis dan olokan dari Zionis di kanal Muslim tersebut. 

Zionis juga melaporkan beberapa postingan yang mereka anggap menyinggung. Beberapa pesan itu termasuk ayat-ayat Alquran. Menurut kesaksian karyawan Apple, penulis postingan ayat Alquran itu dipecat, sedangkan para Zionis masih bekerja di perusahaan itu. 

Tariq melanjutkan bahwa perusahaan itu memberikan solusi komunikasi dengan pegawai Muslim melalui WebEx. Namun, lagi-lagi mereka hanya mengeklik tautan tanpa adanya komunikasi dengan karyawan di komunitas tersebut.

“Beberapa karyawan telah diberhentikan karena pro Palestina, kami telah membuat beberapa obrolan. Namun, satu-satunya yang para pimpinan eksekutif dapat lakukan adalah membuka tautan WebEx dan bahkan tidak menunjukkan wajah mereka?” ungkapnya di Mondoweiss

Petisi Apples4Ceasefire

Situs Apples4Ceasefire /Foto: Tangkapan Layar

Kecewa dengan Apple yang tetap bungkam dan melakukan diskriminasi diam-diam, Tariq membuat petisi bernama Apples4Ceasefire sejak Maret 2024. Ia berharap pesan ini mampu membuat Tim Cook dan jajarannya berpihak kepada yang benar. 

“Saya menyaksikan perusahaan ini secara aktif mengabaikan permohonan bantuan, dan kami memerlukan cara untuk bersatu memberi tahu Apple bahwa bukan hanya orang Palestina yang menderita atau khawatir mengenai pendekatannya tentang masalah ini,” tulisnya. 

Petisi itu telah ditandatangani oleh lebih dari 400 karyawan dan mantan karyawan Apple di seluruh dunia. 

“Kami dengan rendah hati meminta Mr. Cook dan jajaran eksekutif lainnya untuk menghentikan kebungkaman dalam masalah yang penting ini dan memperjelas bahwa nyawa orang Palestina penting,” tulis tim Apples4Ceasefire dalam situs tersebut. 

Setelah itu, dirinya mendapatkan banyak pesan dari karyawan ritel Apple dari seluruh dunia. Mereka mengatakan bahwa perusahaan teknologi itu telah menghapus segala dukungan untuk Palestina di seluruh ritel dari Skotlandia hingga Australia. Bahkan, karyawannya di bidang ritel pun disebut nggak boleh menunjukkan dukungannya terhadap Palestina. 

“Dengan segala hal ini, aku tahu satu hal pasti: Hanya dengan delapan bulan ini, Apple telah kehilangan kredibilitasnya sebagai sebuah perusahaan yang mengaku percaya pada kesetaraan ras dan keadilan sosial,” tegasnya. 


Melihat Jejak Hubungan dengan Israel

Ilustrasi Kantor Apple /Foto: Pexels/WeStarMoney

Memangnya, kenapa Apple sangat kekeh untuk bungkam terhadap genosida Israel terhadap Palestina? Jika dilihat jejaknya, mereka memiliki hubungan yang cukup erat dengan Negara Zionis itu. 

Mereka membangun Pusat Riset & Pengembangan terbesar kedua di dunia di Kota Herzliyeh di tahun 2012. Mereka juga membangun kantor riset di Haifa dan Yerusalem.

Apa artinya? Perusahaan tersebut telah berkontribusi terhadap perekonomian Israel dengan investasi jutaan hingga milyaran dolar. 

Jejak mereka dalam pembungkaman isu kemanusiaan ini nggak hanya terjadi sekali saja. Dikutip dari Business Insider, sejumlah seribu karyawannya telah mengirim surat kepada Tim Cook untuk mendesak agar perusahaan memberi pernyataan publik bahwa mereka berpihak ke Palestina di tahun 2021. 

Saat itu, mereka memilih untuk mengambil sikap netral. Tidak seperti isu sosial lainnya, di mana mereka secara tegas mengambil keberpihakan kepada pihak yang benar dan butuh perhatian dunia. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


(naq/naq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *