Life

Mengapa Banyak Warga Korsel dan Jepang Berpindah Keyakinan, Ini Penjelasannya…

×

Mengapa Banyak Warga Korsel dan Jepang Berpindah Keyakinan, Ini Penjelasannya…

Sebarkan artikel ini


“Joon” dibesarkan di keluarga Kristen di Korea Selatan. Namun, seperti kebanyakan orang di negara asalnya, keyakinannya kini berbeda dengan yang ia anut sedari masih kecil.

Dalam sambungan telepon, Joon (nama samaran) mengaku bahwa kini dirinya adalah seorang agnostik. 

“Saya tidak tahu apa yang ada di luar sana. Tuhan mungkin ada, atau mungkin juga bukan Tuhan – sesuatu yang supranatural,” katanya. 

Orang tua Joon merupakan penganut Kristen yang taat. Ia mengatakan bahwa kedua orang tuanya akan merasakan kesedihan yang mendalam jika mengetahui dirinya kita tidak lagi menjadi penganut agama. 

Karena itulah, dalam akunya ini ia meminta untuk menggunakan nama samaran Joon. 

Banyak Orang Korsel dan Jepang Pindah Keyakinan
Ilustrasi restoran di Jepang / Foto: Pexels.com / Satoshi

Ilustrasi warga Jepang/Foto: Pexels.com / Satoshi

Pengalaman Joon yang berpindah keyakinan ini mencerminkan temuan dari sebuah studi terbaru dari lembaga penelitian Amerika Serikat, Pew Research Center.

Penelitiannya menunjukkan bahwa negara-negara di Asia Timur memiliki warga dengan tingkat tertinggi di dunia yang keluar dan berpindah agama. Lebih dari 10.000 orang yang ditanyai tentang keyakinan mereka, banyak yang mengatakan mereka sekarang memiliki identitas agama yang berbeda dari agamanya saat kecil. 

Di Hong Kong dan Korea Selatan, sebanyak 53% responden mengatakan telah berpindah keyakinan, termasuk meninggalkan agama mereka. Di Taiwan, 42% orang telah berpindah dan di Jepang ada sebanyak 32%. 

Sementara itu, menurut survei tahun 2017 di Eropa, di benua ini tidak satu pun negara yang punya tingkat perpindahan agama melebihi 40%.


Joon mengatakan, perubahan dalam pandangannya terkait agama terjadi setelah ia meninggalkan rumah orang tuanya dan terpapar ide-ide baru. 

Joon meninggalkan rumah orang tua pada usia 19 tahun dan mulai pergi ke salah satu gereja terbesar di Seoul – sebuah gereja dengan ribuan jemaat. Gereja tersebut memiliki penafsiran Alkitab yang sangat literal, misalnya menolak teori evolusi.

Hal ini tidak sesuai dengan teori ilmiah yang telah dipelajari Joon. Pandangan dunianya pun berubah dengan cara berbeda.

Lebih lengkap tentang penjelasannya, baca di sini. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


(ria/ria)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *