Life

Kondisi Pilu Perempuan Gaza di Tengah Genosida Israel: Terancam Penyakit Kronis

×

Kondisi Pilu Perempuan Gaza di Tengah Genosida Israel: Terancam Penyakit Kronis

Sebarkan artikel ini


Seperti yang diketahui, genosida Israel atas Gaza hingga detik ini masih berlangsung. Israel bahkan sudah mengebom kamp pengungsian Rafah, yang mana kamp ini menjadi garda terakhir bagi rakyat Gaza untuk bertahan hidup.

Lebih lanjut, dilansir dari detiknews, PBB sudah menyebutkan bahwa sebanyak 56 persen dari total puluhan ribu korban tewas dalam peristiwa genosida Israel terhadap warga Gaza merupakan perempuan dan anak-anak. Hal ini tentu menjadi kabar yang memilukan, mengingat bahwa perempuan dan anak-anak merupakan tonggak penerus generasi suatu bangsa.

Kira-kira, bagaimana kondisi yang dihadapi oleh perempuan di Gaza saat ini?

Kekurangan Produk Sanitasi, Perempuan Gaza Terancam Penyakit Kronis
Banyak perempuan Palestina yang hilang setelah kontak dengan tentara Israel/Foto: dok. United Nations

Kondisi Pilu Perempuan Gaza di Tengah Genosida Israel: Terancam Penyakit Kronis/Foto: dok. United Nations

Dilansir dari The New Arab, perempuan Gaza mengalami kesulitan dalam menemukan apotik, toko kelontong, atau pasar untuk membeli pembalut dan tisu dan berakhir tidak mendapatkan satu pun dari barang tersebut. Jikalau ada pun, harganya akan sangat mahal karena terbatasnya persediaan.

Menurut penuturan Zainab Omar, seorang ibu berusia 28 tahun yang mengungsi dari Gaza ke Rafah, ia harus memotong kain jilbabnya menjadi 3 bagian sebagai pengganti pembalut, dan mencucinya kembali.

“Saya banyak menangis. Saya takut saya akan terinfeksi bakteri karena menggunakan kain sebagai pengganti pembalut, namun saya tidak memiliki pilihan lain,” ucap Zainab.

Tak hanya Zainab, Maram Al-Sayed, perempuan Gaza yang baru melahirkan bayinya 3 minggu setelah peperangan antara Hamas dan Israel, mengalami situasi yang lebih buruk lagi.

“Karena terinfeksi bakteri, saya tidak berhenti menstruasi dan hal itu terjadi kepada saya hingga saat ini. Para dokter mengatakan bahwa mereka mungkin harus mengambil tindakan operasi pada rahim jika tubuh saya tidak merespons perawatan medis,” tutur Maram.

Perempuan Hamil Menghadapi Situasi Seperti 100 Tahun Lalu
18 November 2023, Palestinian Territories, Gaza City: A woman carries a baby as Palestinian families flee Gaza City and other parts of northern Gaza towards the southern areas amid ongoing battles between Israel and the Palestinian Hamas Group.. Photo: Mohammed Talatene/dpa (Photo by Mohammed Talatene/picture alliance via Getty Images)

Perempuan Hamil Menghadapi Situasi Seperti 100 Tahun Lalu/Foto: dpa/picture alliance via Getty I/picture alliance

Sementara itu, dilansir dari Relief Web, berdasarkan laporan dari seorang staf Islamic Relief, perempuan hamil di Gaza harus melalui proses C-section tanpa anestesi atau pereda nyeri.

Mereka tidak lagi sempat melakukan perawatan, mengecek kandungan, atau memastikan nutrisi selama hamil tercukupi. Beberapa di antara mereka bahkan mengalami keguguran atau mengalami masalah kesehatan karena kurangnya perawatan medis.

Semenjak serangan Israel, dua pertiga rumah sakit dan hampir 80 persen fasilitas kesehatan telah ditutup total. Akhirnya, para perempuan hamil harus melahirkan di tengah reruntuhan, di dalam tenda, atau di dalam mobil, dan yang dirawat di rumah sakit pun terpaksa dievakuasi.

Pekerja medis bantuan di sana juga melaporkan adanya peningkatan besar jumlah kelahiran prematur karena tingkat stres ekstrim.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *