Life

Ternyata Ini Perbedaan Gen Z dan Milenial Saat Belanja, Sesuai dengan Kebiasaanmu?

×

Ternyata Ini Perbedaan Gen Z dan Milenial Saat Belanja, Sesuai dengan Kebiasaanmu?

Sebarkan artikel ini


Beauties tentu kamu sering melihat berbagai narasi mengenai generasi Z atau Gen Z yang saat ini sedang marak untuk diperbincangkan. Tidak mengherankan hal itu terjadi, karena sekarang Gen Z sudah mulai memasuki usia yang produktif.

Pada umumnya, narasi yang beredar soal Gen Z lebih cenderung bersifat negatif. Gen Z dinilai sebagai generasi yang pemalas, mau serba instan, dan tidak seperti generasi-generasi sebelumnya.

Namun, perlu diketahui bahwa setiap generasi baik itu boomer, milenial, atau gen Z memiliki ciri khasnya sendiri. Bahkan, milenial dan gen Z yang saat ini sama-sama sedang berada di usia produktif memiliki beberapa sifat yang hampir mirip.

Hal itu bisa disebabkan karena keduanya sama-sama generasi yang dekat dengan penggunaan teknologi. Meski begitu, kedua generasi tersebut tetap memiliki perbedaan cara pandang saat menggunakan teknologi.

Seperti yang dilansir dari The Clueless Company, Gen Z adalah early adopter dari setiap teknologi baru. Mereka bahkan menyukai dan antusias menggunakan teknologi seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Sedangkan milenial lebih menggunakan teknologi untuk memudahkan aktivitas sehari-hari dan membuat pekerjaan jadi lebih efektif sehingga lebih hemat waktu.

Tidak dapat dipungkiri teknologi turut memiliki dampak yang signifikan terhadap pengambilan keputusan saat ingin berbelanja sesuatu, baik bagi generasi milenial atau gen Z. Berikut beberapa perbedaan cara kaum milenial dan Gen Z saat berbelanja atau menggunakan uangnya.

Gen Z Selalu Riset untuk Mencari Harga Terendah

Gen Z Selalu Riset untuk Mencari Harga Terendah/ Foto: Freepik.com/Tirachardz

Gen Z adalah generasi yang sangat sadar saat berbelanja. Ketika berbelanja, 73% milenial tidak akan bersedia untuk mengganti barang yang mereka pilih dengan alternatif yang lebih rendah. 

Kondisi tersebut bisa terjadi karena generasi Z masih tergolong muda dan mereka memiliki uang atau kekayaan lebih sedikit daripada generasi sebelumnya. Meski begitu, gen Z lebih ahli saat belanja online dan melakukan perbandingan harga antara penjual yang satu dengan yang lainnya. Hal itu mungkin disebabkan karena generasi Z adalah digital natives.

Gen Z bahkan juga selalu melakukan riset terlebih dahulu sebelum belanja. Menurut data yang dilansir dari laporan Attentive ada 47% Gen Z yang menyatakan bahwa mereka lebih suka menunggu setidaknya beberapa hari sebelum melakukan pembelian. Gen Z juga dinilai sebagai pembeli yang boros tapi lebih bijaksana dengan meluangkan waktu yang mereka miliki untuk meneliti sesuatu sebelum yakin untuk membelinya.

Gen Z Sangat Terpengaruh oleh Influencer

Gen Z Sangat Terpengaruh oleh Influencer/ Foto: Freepik.com/lifestylememory

Dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih tua, kamu yang termasuk generasi Z ternyata cenderung tidak mempercayai perusahaan. Seperti yang dilansir dari Voyado, mereka justru memilih mengikuti influencer di Instagram dan YouTube yang memiliki followers dan jangkauan tinggi.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Google menunjukkan bahwa ada 70% remaja yang berlangganan channel YouTube dan melihat kepribadian seseorang di YouTube lebih relate untuk mereka daripada selebriti konvensional pada umumnya. Hal inilah yang akan membuat mereka memutuskan membeli suatu produk atau tidak. Jadi, ada alasan mengapa marketer sekarang semakin menyadari pentingnya beralih dari digital marketing tradisional ke pemasaran menggunakan influencer.


Gen Z Nyaman Berbelanja Melalui Ponsel dan Lewat Live Streaming

Gen Z Nyaman Berbelanja Melalui Ponsel dan Lewat Live Streaming/ Foto: Freepik.com/our-team

Sekarang kamu mungkin sudah mengetahui bahwa kedua generasi ini sama-sama terhubung dengan internet dan media sosial. Sementara generasi milenial menyaksikan bagaimana perjalanan internet berkembang, gen Z telah menggunakannya sejak usia yang masih sangat muda.

Setiap hari kaum milenial menghabiskan sekitar 6 jam dan 48 menit untuk online. Sementara gen Z mampu berselancar di internet selama sekitar 10,6 jam.

Baik milenial dan Gen Z memang terhubung dengan internet terutama dengan perangkat seluler. Akan tetapi ada perbedaan besar antara kedua generasi tersebut, yaitu gen Z praktis dibesarkan dengan smartphone.

Selain itu, sementara gen sebelumnya menyukai berlangganan dan keanggotaan, gen Z cenderung menyukai terlibat dengan suatu brand melalui live streaming untuk menemukan produk tertentu dan membeli barang langsung dari live streaming tersebut.

Gen Z Adalah Pembeli Utama di Media Sosial

Gen Z Adalah Pembeli Utama di Media Sosial/ Foto: Pexels.com/cottonbro studio

Media sosial saat ini seperti rumah kedua bagi para gen Z. Mereka tidak hanya menggunakan media sosial sebagai wadah untuk bersenang-senang, tapi juga untuk bekerja dan berbelanja.

Melansir dari laporan Shopney, ada 80% konsumen gen Z yang menggunakan Instagram dan media sosial lainnya untuk melakukan pencarian produk. Tidak hanya itu, 97% konsumen gen Z bahkan menggunakan media sosial untuk mendapatkan inspirasi produk belanja yang mereka butuhkan.

Tidak hanya itu, gen Z juga senang menjadi co-creator dari konten suatu brand dan bukan hanya menjadi konsumen belaka. Itu artinya mereka suka menjadi kolaborator dan mitra.

Hal ini bisa sangat bermanfaat untuk brand karena gen Z membantu membangun brand tersebut di samping tujuan mereka sendiri, bukan sebaliknya. Upaya tersebut terwujud lewat kebiasaan gen Z yang suka berbagi pendapat, review produk, saran, dan bagaimana mereka menyukai produk atau layanan yang disesuaikan dengan preferensi mereka.

Generasi Milenial Lebih Cenderung Menjadi Pembeli yang Impulsif

Generasi Milenial Lebih Cenderung Menjadi Pembeli yang Impulsif/ Foto: Freepik.com

Seperti yang dilansir dari laporan Attentive, saat berbelanja menggunakan ponsel, 56% dari semua konsumen yang disurvei mengatakan bahwa mereka akan melakukan pembelian dalam satu hari setelah berhasil menemukan suatu barang. Namun ternyata ada 74% milenial yang mengaku melakukan pembelian secara impulsif baik sesekali maupun sering, yang diikuti oleh gen X (69%), gen Z (63%), dan baby boomer (53%).

Menariknya, generasi milenial justru hampir sama kemungkinannya untuk melakukan pembelian secara impulsif baik saat berbelanja lewat ponsel atau ketika berada di toko. Meski begitu, generasi milenial jarang melakukannya saat belanja lewat komputer.

Kebiasaan belanja secara impulsif ini bisa terjadi karena pemasar mungkin mampu menjangkau pembeli dengan menawarkan barang yang tepat pada waktu yang tepat, baik itu saat pembeli sedang menjelajahi isi keranjang di e-commerce atau menggulir ponsel mereka. 

Generasi Milenial Menyukai Kenyamanan dan Kecepatan

Generasi Milenial Menyukai Kenyamanan dan Kecepatan/ Foto: Freepik.com

Sekarang generasi milenial sudah memiliki power yang lebih tinggi untuk melakukan pembelian yang besar dan telah terpapar dengan gaya hidup yang lebih tinggi. Ketika berbicara soal belanja, mereka lebih menyukai kecepatan dan kenyamanan.

Baik itu belanja lewat online shop atau aplikasi, mereka lebih memilih proses checkout yang cepat dan pengalaman belanja yang bebas dari repot. Hal itu turut dimanfaatkan oleh brand seperti dengan menerapkan strategi pick up barang di dalam toko yang nyaman untuk mengatasi para generasi milenial menghindari biaya pengiriman sambil menerima produk mereka dengan segera.

Generasi Milenial Percaya dengan Rekomendasi Keluarga dan Teman

Generasi Milenial Percaya dengan Rekomendasi Keluarga dan Teman/ Foto: Freepik.com

Konsumen dari kalangan kaum milenial cenderung percaya dengan rekomendasi dari teman dan keluarga daripada iklan dan direct marketing. Hal ini karena mereka lebih berfokus terhadap pentingnya nilai dan kualitas sehingga bergantung pada rekomendasi dan nasihat orang terdekat untuk meyakinkan mereka bahwa mereka membeli produk terbaik.

Generasi Milenial Lebih Berfokus ke Sustainability

Generasi Milenial Lebih Berfokus ke Sustainability/ Foto: Freepik.com/Garetsvisual

Seperti yang dilansir dari Nasdaq, dengan adanya waktu untuk membangun kesejahteraan dan kekayaan, tidak mengherankan jika kaum milenial cenderung menghabiskan uang sedikit lebih banyak untuk produk yang menjunjung nilai sustainability atau keberlanjutan. Menurut laporan Institute for Business Study tahun 2020, 79% milenial menganggap sustainability sebagai suatu hal yang penting bagi mereka.

Seperti yang telah kamu ketahui, 10 tahun terakhir memang semakin banyak perusahaan yang fokus ke nilai keberlanjutan. Bahkan, muncul tren perusahaan skincare yang melabeli produknya dengan label ‘clean’ atau menggunakan bahan yang baik untuk lingkungan.

Perusahaan fashion juga turut membuat branding yang lebih baik dengan menyatakan mereka membayar kebutuhan hidup karyawan warehouse dan menggunakan packaging yang dinilai eco-friendly. Milenial diketahui menjunjung tinggi nilai tersebut tapi gen Z sebetulnya tidak jauh berbeda. Ada 75% gen Z yang melihat sustainability sebagai poin penting saat mereka akan berbelanja.

Itu tadi Beauties, deretan perbedaan kebiasaan belanja antara generasi Z dengan generasi milenial. Kamu merasa relate nggak nih?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


(dmh/dmh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *