Life

Aneh Tapi Nyata, 7 Tempat Ini ‘Larang’ Warganya Meninggal Dunia

×

Aneh Tapi Nyata, 7 Tempat Ini ‘Larang’ Warganya Meninggal Dunia

Sebarkan artikel ini


Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Tidak ada makhluk ciptaan Tuhan yang lolos dari kematian karena itu merupakan takdir bagi makhluk-makhluk yang berjiwa, seperti manusia. 

Aneh tapi nyata, beberapa tempat di dunia ini ‘melarang’ penduduknya merasakan kematian. Dari mempertahankan kesucian hingga kurangnya lahan pemakaman menjadi alasan mengapa mereka membuat aturan kontroversial yang di luar nalar manusia. 

Penasaran wilayah mana saja yang sempat memiliki aturan tersebut? Dilansir dari DailyMail, berikut adalah 7 tempat yang ‘larang’ warganya meninggal dunia

1. Itsukushima, Jepang

Ilustrasi kuil di Jepang /Foto: Pexels/Ryutaro Tsukata

Di Jepang, ada sebuah pulau kecil yang sakral bernama Itsukushima atau Miyajima. Pulau itu dianggap sakral karena memiliki banyak kuil kuno yang suci. 

Untuk menjaga kesuciannya, kematian dan persalinan sangat dihindari sampai di akhir abad ke-19. Orang yang sedang sakit pun akan dirawat di pulau lainnya karena nggak ada rumah sakit di wilayah itu. 

2. Longyearbyen, Norwegia

Ilustrasi salju di Norwegia /Foto: Pexels/stein egil liland

Longyearbyen merupakan kota kecil yang letaknya di Pulau Svalbard, Norwegia. Kota ini terletak di area paling utara dunia dan suhunya sangat dingin. 

Suhu dingin tersebut membuat mayat susah membusuk. Maka dari itu, diberlakukan aturan dilarang meninggal bagi penduduk setempat untuk menghindari penyebaran penyakit di tahun 1950. 

Lalu, bagaimana jika ada orang yang sekarat? Mereka akan diterbangkan ke wilayah Norwegia lainnya dan dikubur di sana. 

3. Lanjaron, Spanyol

Negara Spanyol /Foto: Pexels/Diego F. Parra

Tempat yang larang warganya meninggal dunia selanjutnya ada Lanjaron di Spanyol. Aturan kontroversial itu dibuat oleh Wali Kota Lanjaron bernama Jose Rubio di tahun 1999. 

Alasannya pun sederhana, pemakaman terlalu penuh hingga tak tersisa oleh warga lainnya. Jose meminta empat ribu penduduk wilayah tersebut untuk tetap sehat dan hidup sampai pemerintah setempat mampu membeli lahan yang akan dijadikan sebagai tempat pemakaman baru. 

4. Cugnaux, Prancis

Perancis /Foto: Pexels/Pierre Blaché

Cugnaux juga merupakan tempat yang larang warganya meninggal. Alasannya, pimpinan wilayah tersebut sempat nggak mendapatkan izin untuk membuka lahan makam baru di tahun 2007.

Aturan itu dicabut setelah mereka diperbolehkan memperluas lahan pemakaman. Tindakan ini menginspirasi pimpinan Desa Sarpourenx untuk mengesahkan aturan yang sama di tahun berikutnya.


5. Sarpourenx, Prancis

Perancis /Foto: Pexels/Luke Webb

Aturan kontroversial serupa juga disahkan oleh Gerard Lalanne. Ia merupakan pimpinan tertinggi di Sarpourenx yang merupakan komune kecil di wilayah barat daya Prancis. 

Gerard nggak segan untuk menghukum warganya jika tidak mengikuti petuahnya. Tidak ada sumber yang mengetahui apa bentuk dari hukuman tersebut.

Ia bersikap demikian sebagai bentuk protes terhadap keputusan hukum yang membuat dirinya nggak bisa memperluas lahan pemakaman di wilayah tersebut. Namun, aturan ini nggak berlaku bagi orang yang telah memiliki lahan di pemakaman itu.

6. Sellia, Italia

Italia /Foto: Pexels/JÉSHOOTS

Wali Kota Sellia, Italia, menandatangani dekrit kontroversial yang mengharuskan warganya untuk menjaga kesehatan mereka. Hal itu dilakukannya demi menjaga jumlah penduduk yang tiap tahun terus menurun.

Daerah tersebut memiliki penduduk berjumlah 1.300 orang di tahun 1960. Pada tahun 2015, yang tersisa hanya berjumlah 537 orang dan 60 persen penduduk tersebut berusia di atas 65 tahun. 

7. Biritiba Mirim, Brasil

Brasil /Foto: Pexels/Bia Santana

Pelarangan kematian juga dilakukan di Biritiba Mirim, Brasil, di tahun 2005. Wali kota kala itu, Roberto Pereira, meminta warganya agar terus sehat karena sebanyak 50 ribu titik makam telah digunakan tanpa tersisa.

Undang-undang itu dicetuskan sebagai ancaman bagi pemerintah pusat yang melarang mereka untuk membangun lahan pemakaman baru. Ide Roberto untuk memperluas pemakaman pun ditolak dengan alasan lahan tersebut merupakan tanah pertanian yang subur.

Ternyata, tempat yang larang warganya meninggal dunia itu benar-benar ada di kehidupan nyata. Bagaimana menurutmu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


(naq/naq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *