Life

Kisah Pangeran Jawa yang Menolak Jadi Orang Kaya, Kabur dari Rumah-Pilih Hidup Sederhana Jadi Kuli

×

Kisah Pangeran Jawa yang Menolak Jadi Orang Kaya, Kabur dari Rumah-Pilih Hidup Sederhana Jadi Kuli

Sebarkan artikel ini



Hidup berkecukupan atau bergelimang harta nampaknya menjadi impian banyak orang. Namun, hal berbeda justru ditampilkan oleh Raden Mas Kudiarmadji alias Suryomentaram. Dia merupakan anak ke-55 dari manusia terkaya di Jawa sekaligus orang nomor satu di Kesultanan Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwana VII (1839-1921).

Meski lahir dari keluarga kaya, Suryomentaram memilih untuk hidup miskin. Dia meninggalkan kemewahan di istana dan beralih menjadi rakyat biasa berprofesi petani dan kuli.

Tak Betah Jadi Orang Kaya




Ilustrasi investasi emas / Foto: Pexels.com / Michael SteinbergIlustrasi/Foto: Pexels.com/Michael Steinberg

Perlu diketahui, Hamengkubuwana VII memperoleh kekayaan dari bisnis gula. Dia memiliki banyak pabrik gula yang dikelola langsung anak buahnya. Selain itu, sebagai penguasa absolut wilayah Jawa, dia berhak mendapat upeti 200 ribu gulden dari setiap pabrik gula swasta dan penyewaan tanah oleh rakyat.

Tak heran, semasa hidup dia mendapat julukan Sultan Sugih alias Sultan Terkaya. Atas kondisi demikian, hidup Suryomentaram praktis sangat berkecukupan. Dia tak pernah merasa kesulitan uang.

Akan tetapi, situasi demikian berubah tatkala pria kelahiran 20 Mei 1892 itu berpergian naik kereta api ke Solo. Sepanjang jalan dia melihat kesenjangan sosial yang selama ini terhalang tingginya tembok keraton.

Selama ini di dalam keraton, dia dan anggota keluarga kesultanan lain sering foya-foya. Sedangkan di luar sana masyarakat banyak yang miskin. Para petani hidupnya sengsara. Mereka kerja keras, tapi tak merasakan hasil kerjanya.

Sayang, permintaan untuk keluar istana ditolak sang ayah. Namun, dia tak habis akal. Beberapa waktu kemudian dia kabur dari istana tanpa perbekalan. Dia pergi melepaskan simbol kerajaan dan mengubah identitasnya menjadi pemuda bernama Natadangsa. Dengan identitas baru, dia bekerja sebagai kuli sumur di desa terpencil Yogyakarta.

Untuk mencukupi hidup, dia juga bekerja sebagai pedagang batik dan petani di daerah Cilacap. Semua itu dilakukan secara senyap, tanpa orang tahu Natadangsa sebenarnya anak Sultan Yogyakarta. Hingga akhirnya, akal bulus itu terbongkar oleh orang suruhan Hamengkubuwana VII yang mencari Suryomentaram.

Untuk kisah selengkapnya, lanjutkan membaca dengan KLIK DI SINI.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *