Life

7 Fakta Maroko, Negara yang Akui Israel Meski Tidak Didukung Rakyatnya

×

7 Fakta Maroko, Negara yang Akui Israel Meski Tidak Didukung Rakyatnya

Sebarkan artikel ini


Beauties, pernahkah kamu mendengar negara Maroko? Atau mungkin sudah pernah berkunjung ke negaranya? Negara yang terletak di Afrika Utara tersebut baru-baru ini menjadi viral di media sosial karena ada seorang dekan di salah satu universitas terbesar di Maroko yang menolak untuk memberikan gelar kehormatan dan ijazah kepada mahasiswa terbaiknya di sebuah acara wisuda.

Hal tersebut rupanya disebabkan oleh beberapa mahasiswanya yang menggunakan keffiyeh (syal yang menjadi simbol perlawanan Palestina) saat acara wisuda sedang berlangsung. Insiden ini pun menjadi viral di media sosial dan membuat netizen menjadi marah.

Maroko merupakan salah satu negara di kawasan Arab yang dikenal sebagai pusat budaya dunia Islam. Bahkan banyak para cendekiawan Islam yang berasal dari berbagai belahan dunia Arab kerap berkumpul di sini untuk membahas seputar agama dan sains, sebagaimana yang dilansir dari World Atlas.

Tidak hanya budayanya, bangunan arsitekturnya pun memiliki ciri khas yang kental dengan Islam. Selain itu, masih banyak fakta lain tentang Maroko, berikut beberapa di antaranya.

Mayoritas Penduduknya adalah Muslim

Mayoritas penduduknya adalah Muslim/Foto: Pixabay/HansJuergenW

Mayoritas penduduk Maroko adalah Muslim karena didominasi oleh etnis Arab yang pada zaman dahulu melakukan invasi pada akhir abad ke-7 SM dan memperkenalkan Islam. Sehingga banyak orang Maroko yang memeluk Islam sebagai agamanya dan menjadi Muslim. Namun, ada juga Suku Berber atau Imazighen (Amazigh) yang merupakan etnis asli dari daerah Afrika Utara, timur Lembah Nil.

Nama “Berber” sendiri memiliki arti ”barbar” yang diberikan kepada penduduk asli ini oleh bangsa Romawi. Sebagaimana yang dilansir dari Sahara Desert Tour, diketahui bahwa orang-orang pertama yang menyerbu negara Maroko, sebelum adanya invasi Arab adalah bangsa Fenisia yang datang dari Lebanon sekitar tahun 800 SM, diikuti oleh bangsa Kartago, Romawi, Vandal, dan Bizantium.

Selain itu,  karena letaknya berbatasan dengan Spanyol, terdapat pula masyarakat keturunan pengungsi dari Spanyol yang melarikan diri dari Reconquista dan Afrika sub-Sahara. Kendati demikian, agama mayoritas penduduk Maroko adalah Islam dan Islam merupakan agama resmi negara tersebut terlepas dari banyaknya etnis dan keturunan yang tinggal di negara Maroko.

Dikenal Sebagai Negara Magribi atau Dima Magrib

Dikenal sebagai negara Magribi atau Dima Magrib/Foto: Freepik/@vwalakte

Beauties, tahukah kamu bahwa negara Maroko memiliki nama lain? Melansir dari detiktravel, negara Maroko juga dikenal sebagai negara Magribi atau Dima Magrib.

Kata “Dima” memiliki arti “selamanya”, sedangkan kata “Magrib” dalam bahasa Arab berarti “matahari terbenam”, yang mana ini mengacu pada negara Maroko itu sendiri.

Sementara itu, melansir dari The Focus, Dima Magrib berasal dari frasa gaul yang memiliki beberapa arti, seperti “hidup Maroko”, “Maroko selamanya”, atau “selalu Maroko”.

Memiliki Dua Bahasa Resmi

Memiliki dua bahasa resmi/Foto: Pixabay/JimboChan

Maroko memiliki dua bahasa resmi, yakni Arab Maroko (dikenal sebagai Darija) dan Berber. Melansir dari Native Morocco, Berber dan Darija adalah dua bahasa yang sangat berbeda. Jika bahasa Berber adalah Tamazight dan merupakan bahasa kedua yang paling umum di negara ini maka bahasa Arab adalah bahasa utama yang dituturkan oleh sekitar ⅔ populasi di Maroko, serta diajarkan di institusi pendidikan. Hal ini karena bahasa Berber baru menjadi bahasa resmi pada tahun 2011, sebagaimana yang dilansir dari detiktravel.

Kendati demikian, dalam penerapan kesehariannya, sering kali ditemukan bahwa orang Maroko dapat memahami bahasa Arab klasik, tetapi bagi mereka yang hanya berbicara bahasa Arab klasik tidak dapat memahami bahasa Darija dengan baik. Hal ini karena terdapat banyak dialek daerah pada Arab Maroko.




Ilustrasi
Ilustrasi/Foto: Pixabay/TheUjulala

Selain bahasa resmi mereka sendiri, orang Maroko juga fasih dalam satu atau lebih dari satu bahasa Eropa, seperti bahasa Prancis dan Spanyol. Mengapa bisa demikian? Rupanya, pada zaman dahulu, Maroko pernah dijajah oleh Prancis sehingga membuat kebanyakan penduduk di Maroko menjadi fasih berbicara bahasa Prancis.

Sementara itu, alasan mengapa banyak orang Maroko bisa fasih berbahasa Spanyol adalah karena wilayah utara mereka berbatasan langsung dengan Spanyol. Lebih lanjut, orang Maroko juga dikenal tidak memiliki masalah dengan bahasa Inggris karena mendapat pengaruh yang kuat dari industri pariwisata.

Memiliki Universitas Tertua di Dunia yang Masih Beroperasi

Universitas Al Quaraouiyine/Foto: dok. Wikipedia

Maroko memiliki sejarah peradaban yang panjang. Melansir dari World Atlas, Universitas Al Quaraouiyine yang terletak di kota Fez, Maroko menjadi universitas pertama di dunia pada tahun 859.

Universitas ini didirikan oleh Fatima al-Fihri, putri terpelajar dari seorang pedagang kaya. Selama kurun waktu yang lama, universitas ini menjadi pusat pendidikan dan spiritual terkemuka di dunia Arab Muslim. Banyak cendekiawan Arab ternama yang mengajar di universitas ini.

Hingga saat ini, universitas Al Quaraouiyine menjadi bagian dari sistem universitas negeri di negara tersebut. Studi hukum dan agama Islam menjadi fokus utama di universitas ini.

Punya Resor Ski Tertinggi di Afrika

Resor ski tertinggi di Afrika/Foto: dok. Expériences & Excursions – Les Jardins de la Medina

Bagi kamu yang suka bermain ski, negara Maroko bisa menjadi pilihan tempat bermain ski yang tepat. Pasalnya, negara yang terletak di benua Afrika ini memiliki resor ski tertinggi di Afrika, yakni Oukaïmeden.

Adapun jaraknya hanya sekitar 80 kilometer dari Marrakesh, Maroko. Resor ini terletak di Pegunungan Atlas bersalju pada ketinggian antara 8.500 kaki dan 10.500 kaki. Oukaïmeden juga memiliki enam lift ski dan fasilitas lainnya untuk membantu para pemain ski menikmati pengalaman bermain ski.


Surganya Kuliner

Ilustrasi hidangan kuliner Maroko/Foto: Freepik/@freepik

Beauties, tahukah kamu? Melansir dari Native Morocco, pada 2015, Maroko pernah dinilai sebagai destinasi terbaik kedua bagi pencinta kuliner. Bagaimana tidak? Hidangan kuliner Maroko penuh dengan cita rasa aromatik karena menggunakan rempah-rempah kering dan herba yang seimbang.

Selain itu, kuliner Maroko juga mendapat pengaruh dari berbagai budaya. Mulai dari budaya Amazigh, Arab, Yahudi, Andalusia, dan Prancis. Adapun dua hidangan kuliner Maroko yang terkenal adalah tajine dan couscous. Melansir dari Sahara Desert Tour, ini merupakan hidangan berbahan dasar daging dan sayuran yang dimasak perlahan dalam panci tanah liat dengan tutup berbentuk kerucut.




Ilustrasi hidangan kuliner Maroko
Ilustrasi hidangan kuliner Maroko/Foto: Freepik/@freepik

Sebagai informasi, ketika kamu berkunjung ke Maroko dan disajikan hidangan oleh tuan rumah di sana maka pastikan kamu memakan hidangan tersebut menggunakan tangan kanan karena jika kamu makan dengan tangan kiri, dianggap tidak sopan.

Tidak hanya itu, jika kamu menolak daging saat ditawarkan juga dianggap tidak sopan. Hal ini karena secara tradisional, daging cukup mahal di Maroko dan jenis daging yang disajikan mencerminkan sikap tuan rumah terhadap tamu.

Maroko Akui Israel pada 2020

Maroko akui Israel pada tahun 2020/Foto: REUTERS/Michelle McLoughlin

Pada 10 Desember 2020, Israel dan Maroko sepakat untuk menjalin hubungan diplomatik. Akan tetapi, hanya sekitar 13 persen rakyatnya yang mendukung keputusan itu, sebagaimana yang dilansir dari Al Jazeera.

Meskipun demikian, sejak perjanjian normalisasi Maroko dengan Israel tersebut berjalan, beberapa universitas menjadi melarang para mahasiswanya untuk secara terang-terangan mendukung Palestina, terutama mereka yang mengenakan keffiyeh di acara wisuda. Apabila hal tersebut terjadi maka pihak universitas akan membatalkan acara wisuda.

Salah satunya seperti yang terjadi di Sekolah Tinggi Teknologi, bagian dari Universitas Hassan II di Casablanca, Maroko. Seorang dekan menolak untuk memberikan gelar kehormatan dan ijazah kepada mahasiswa tersebut. Sontak insiden tersebut menjadi viral dan membuat banyak netizen marah.

Adapun kronologi dari insiden tersebut, yakni ketika Mohammed Talbi, dekan Fakultas Sains di Ben M’Sik, berusaha membujuk mahasiswa yang mengenakan keffiyeh di acara wisuda untuk melepaskan keffiyehnya. Dekan tersebut menganggap keffiyeh sebagai bentuk ‘pernyataan politik’ yang tidak pantas digunakan untuk upacara wisuda.

Namun, hal tersebut langsung ditolak oleh mahasiswa yang bersangkutan. Akhirnya, Mohammed Talbi turun meninggalkan panggung. Akibat dari insiden tersebut banyak audiens yang protes dan membuat seorang perwakilan kampus naik ke atas panggung untuk menyerahkan ijazah kepada mahasiswa tersebut.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


(naq/naq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *