Ketika mendengar ahli forensik, apa yang ada di pikiranmu? Mungkin sebagian besar kamu memikirkan seorang dokter yang membedah dan mengidentifikasi mayat demi keperluan investigasi seperti yang digambarkan di drama Korea dan serial crime Amerika Serikat.
Itulah keseharian dari Kombes Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, D.F.M., Sp.F atau biasa dikenal sebagai dr. Hastry. Ia merupakan ahli forensik kepolisian yang telah berjasa untuk mengidentifikasi mayat di berbagai kasus di Indonesia.
Namanya nggak hanya berkiprah di dalam negeri, melainkan juga di luar negeri. Bagaimana sosok dokter forensik perempuan yang penuh prestasi ini? Dilansir dari detikcom, simak profilnya di bawah ini, yuk!
Karier Cemerlang Sebagai Dokter Forensik di Kepolisian RI
Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, D.F.M., Sp.F /Foto: Dok. Istimewa via detikcom
Dokter Hastry mengawali karier sebagai dokter di kepolisian di tahun 1998 dengan pangkat Ipda. Kemudian, ia mengambil spesialis kedokteran forensik dan lulus di tahun 2005.
Beberapa tahun kemudian, ia masih semangat untuk terus belajar. Di tahun 2016, ia lulus jenjang doktor atau S3 Ilmu Kedokteran di Universitas Airlangga. Hal itu membuatnya menjadi polwan pertama yang mendapatkan gelar doktor forensik se-Asia.
Sejak menjadi ahli forensik, dokter kelahiran 1970 itu telah banyak terlibat dalam berbagai kasus besar di Indonesia. Beberapa di antaranya seperti Bom Bali 1 & 2, tsunami di Palu, Bom Mega Kuningan, jatuhnya pesawat MH-17 di Ukraina pada tahun 2014, dan masih banyak lagi.
Sosok yang Peduli dengan Perempuan dan Anak-Anak
Dokter Hastry /Foto: Instagram.com/mabespolrinews
Dalam pekerjaannya, ia sering menangani kasus pemboman, kecelakaan, hingga pemerkosaan. Ia mendapati banyak perempuan dan anak yang menjadi korban dari berbagai kasus kekerasan.
Kepada detikcom, ia pernah membeberkan pernah memvisum anak-anak yang menjadi korban sodomi di sebuah pesantren. Begitu pula dengan kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh guru SMP kepada murid-muridnya di Kabupaten Batang dua tahun silam.
Dengan data lapangan, dr. Hastry menemukan fakta bahwa perempuan dan anak-anak lah yang rentan terhadap kasus kekerasan. Bahkan, anak laki-laki juga rentan menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh sesama lelaki dewasa.
Oleh karena itu, ia selalu memperjuangkan dan peduli kepada kedua kelompok tersebut. Salah satu caranya, ia membuat dobrakan baru di RS Bhayangkara Semarang saat ia menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit di tahun 2020.
Di RS tersebut, ia membentuk suatu ruangan khusus untuk penanganan korban kekerasan seksual. Ruangan itu diberi nama Layanan Forensik Klinik (Forklin) di mana korban dapat mendapatkan pendampingan kesehatan dan psikologis saat ada penyelidikan yang diampu oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
Selain itu, dokter forensik perempuan ini juga terus memperjuangkan korban pemerkosaan untuk dapat melakukan aborsi, sesuai dengan UU TPKS. Dokter Hastry telah melakukan sosialisasi mengenai hal ini kepada banyak pihak, termasuk ulama, di berbagai forum dalam maupun luar negeri.
Penuh Prestasi
dr. Hastry dan dua judul buku yang ditulisnya /Foto: Dok. Istimewa via detikcom
Dua judul buku telah ditulis dan dipublikasikan oleh dr. Hastry. Buku pertama menjelaskan mengenai kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan dari sudut pandang ilmu forensik. Sedangkan buku keduanya menjelaskan mengenai kekerasan dalam rumah tangga.
Dengan semua pengabdiannya dalam hal forensik, alumnus Universitas Airlangga itu telah mendapatkan beberapa penghargaan. Ia mendapatkan tanda kehormatan atau jasa kemanusiaan dari Megawati Soekarnoputri di tahun 2002 atas keterlibannya dalam identifikasi korban Bom Bali 1 & 2.
Yang kedua, ia juga mendapatkan tanda kehormatan tersebut dari Soesilo Bambang Yudhoyono di tahun 2012 atas jasanya dalam identifikasi korban pesawat Sukhoi. Di tahun 2016, dr. Hastry mendapatkan penghargaan polwan terbaik dalam HUT Bhayangkara dari Kapolri.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!
(naq/naq)