Life

Bocah yang Viral Panjat Tiang Bendera saat HUT RI Tak Lolos Seleksi TNI, Kini Tagih Janji Jokowi

×

Bocah yang Viral Panjat Tiang Bendera saat HUT RI Tak Lolos Seleksi TNI, Kini Tagih Janji Jokowi

Sebarkan artikel ini


Beauties, masih ingatkah kamu dengan bocah yang memanjat tiang bendera untuk menyelamatkan tali yang terbelit saat upacara 17 Agustus pada HUT RI ke-73? Enam tahun sudah berlalu sejak bocah bernama Joni asal kabupaten Tapal Batas, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi viral di media sosial atas aksi heroiknya.

Bahkan, Joni sampai diundang ke Istana Kepresidenan untuk bertemu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan diberi piagam penghargaan dari Panglima TNi dan Kemendikbud pada Agustus 2018. Joni juga dijanjikan bisa langsung diterima masuk TNI.

Baru-baru ini, Joni kembali menjadi perhatian masyarakat Tanah Air. Pria bernama asli Yohanes Gama Marschal Lau yang sudah berusia 19 tahun ini rupanya gagal lolos dalam seleksi tes masuk TNI. Ia pun menagih janji Presiden Jokowi pada 2018 saat ia diundang ke Istana Kepresidenan.

Joni Gagal Lolos Seleksi TNI, Kurang Tinggi Badan
Yohanes Ande Kalla atau yang disapa Joni Kalla saat diwawancarai di depan rumahnya di Desa Silawan, Kabupaten Belu. (ANTARA/Tangkapan layar)

Yohanes Ande Kalla atau yang disapa Joni Kalla saat diwawancarai di depan rumahnya di Desa Silawan, Kabupaten Belu/Foto: ANTARA/Tangkapan Layar

Joni, bocah pemanjat tiang bendera dalam upacara HUT ke-73 RI di Desa Silawan, Belu, Nusa Tenggara Timur gagal lolos dalam seleksi tes masuk TNI. Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Kristomei Sianturi mengatakan dalam proses seleksi itu, Joni gagal lantaran tidak memenuhi syarat tinggi badan.

Joni memiliki tinggi badan 155,8 cm, sedangkan syarat minimal adalah 160 cm.

“Tidak memenuhi syarat dari aspek tinggi badan minimal 160 cm untuk daerah tertinggal,” kata Kristomei kepada wartawan, Senin (5/8), dilansir dari CNN Indonesia.

Kristomei membenarkan Joni menerima penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud atas aksinya memanjat tiang bendera saat HUT ke-73 RI.

Namun, kata dia, piagam penghargaan yang diterima Joni tidak menyebutkan bahwa yang bersangkutan wajib diterima masuk TNI AD.

“Untuk menjadi prajurit TNI AD memang ada beberapa persyaratan dasar yang mutlak dipenuhi,” ujarnya.

Janji Jokowi untuk Joni
Joni Gala, siswa SMP di Kabupaten Belu, NTT, yang memanjat tiang untuk membenarkan tali bendera yang putus

Joni saat memanjat tiang bendera pada HUT RI ke-73 pada 2018/Foto: Screenshot video

Pada 2018, saat Joni diundang ke Istana Kepresidenan oleh Jokowi karena aksinya memanjat tiang bendera, ia sempat ditanya terkait cita-citanya.

“Bapak Presiden tanya, ‘cita-cita kamu apa?’. Langsung saya menjawab ‘cita-cita saya ingin menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia’,” kata Joni dalam video beredar.

Joni mengungkapkan bahwa saat itu Jokowi mengatakan bahwa dirinya bisa =mendaftar ke panglima dan akan langsung diterima.

“Langsung dijawab Bapak Presiden ‘sudah langsung daftar saja kamu ke pak panglima, langsung diterima’. Dari situ langsung saya juga bertemu Bapak Panglima TNI dan diprioritaskan untuk masuk tentara,” tambahnya.

Tahun ini, Joni sudah mengikuti tes untuk masuk TNI. Namun, ia belum berhasil lolos. Kini, ia menagih janji Jokowi. Ia meminta bantuan Jokowi agar bisa membantunya lolos menjadi anggota TNI.

“Saya mohon bantuan kepada Bapak Presiden sama Bapak Panglima TNI dan juga jajarannya, saya mohon bantuannya untuk luluskan saya menjadi anggota TNI,” ungkap Joni.

Ikut Tes Seleksi Lanjutan
PLN memberikan beasiswa hingga jenjang S1 kepada Yohanis Gama Marschal Lau (Joni) atas aksi heroiknya memanjat tiang bendera.

Joni/Foto: Rengga Sancaya/detikcom

Joni diberi kesempatan ulang untuk lanjut seleksi masuk menjadi prajurit TNI AD. Aksi heroik Joni memanjat tiang bendera saat upacara peringatan HUT ke 73 RI di Desa Silawan, serta piagam penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud menjadi bahan pertimbangan untuk Joni lanjut tes seleksi TNI AD.

Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Inf Agung Udayana mengatakan proses seleksi TNI AD saat ini masih tahap administrasi, sehingga Joni masih diberikan kesempatan untuk kembali melanjutkan tes masuk TNI.

“Terkini, hal tersebut menjadi bahan pertimbangan pimpinan angkatan darat agar Joni bisa melanjutkan tes seleksi prajurit,” ujar Agung dalam keterangannya seperti dikutip CNN Indonesia dari Antara, Selasa (6/8).

Piagam penghargaan tersebut juga telah dilaporkan ke Mabesad, kata Agung, dan perintah dari Mabesad adalah memberikan kesempatan Joni untuk lanjut mengikuti tes.

“Nanti kita gali apakah ada potensi-potensi yang lebih di bidang lainnya,” ujarnya.

Kapendam mengatakan tes yang akan dijalani secara gambaran besar meliputi tes kesehatan, postur, jasmani dan akademik sampai dengan psikotes.

“Nantinya dari serangkaian tes tersebut apakah terdapat potensi yang sangat kuat sebagai keunggulan dari saudara Joni,” ujar dia.


Komentar Netizen
Joni, siswa SMP pemanjat tiang bertemu dengan Menpora Imam Nahrawi

Joni/Foto: Eva Safitri/detikcom

Menanggapi Joni yang belum lolos tes seleksi TNI dan kini menagih janji Jokowi, netizen terbagi menjadi dua kubu. Ada yang membela Joni, ada pula yang menyarankan Joni untuk terus berlatih dan tidak putus semangat.

“Jadi gini, persoalan seleksi masuk TNI harus memenuhi syarat-syarat yang ada itu betul, tetapi konteksnya disini si Joni DIJANJIKAN LANGSUNG OLEH KEPALA NEGARA ALIAS PRESIDEN!! Yg artinya dia punya TITANIUM TICKET untuk bisa masuk TNI tanpa proses seleksi lagi.  Hal yg melatarbelakangi Joni mendapatkan previlege itupun bukan hal sembarangan !! Dia bertaruh nyawa untuk memanjat tiang bendera yg dimana bisa saja dia terjatuh dan tewas. Artinya pengorbanan yg dia lakukan SUDAH SANGAT SEBANDING dengan apa yg harusnya dia dapatkan,” komentar seorang netizen.

“Ada dua pandangan di sini, di sisi Jokowi harusnya bisa mempertanggungjawabkan omongannya, di sisi lain si Joni harus latihan jg mulai dari fisik kesehatan psikotes dll jangan pernah optimis terhadap omongan seseorang,” tulis netizen lainnya.

Ketika janji diberikan, harapan pun terbentuk. Namun, penting bagi kita semua untuk memastikan bahwa janji tersebut realistis dan dapat dipenuhi. Dalam kasus ini, baik yang memberi janji maupun yang menerima janji memiliki tanggung jawab. Namun, tanggung jawab lebih besar ada pada pihak yang memberi janji, karena mereka memiliki kekuatan dan otoritas untuk memastikan janji tersebut dapat direalisasikan. Mari kita belajar untuk lebih bijak dalam memberikan dan menerima janji, agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan,” ujar netizen.

Bagaimana menurutmu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


(naq/naq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *