Saat menjalani sebuah hubungan dalam ikatan pernikahan, apa yang diharapkan ke depannya? Langgeng, bukan? Namun, faktanya tidak selalu demikian. Badan Pusat Statistik Indonesia mengungkapkan, angka perceraian di Indonesia masih dikategorikan tinggi.
Secara keseluruhan, jumlah kasus perceraian yang ada di Indonesia pada tahun 2023 mencapai angka 408.347. Tercatat ada 13 faktor penyebab perceraian di Indonesia. Faktor itu meliputi ekonomi, zina, meninggal salah satu pihak, judi, murtad, kawin paksa, kekerasan dalam rumah tangga, poligami, madat, cacat badan, mabuk, di hukum penjara, serta perselisihan dan pertengkaran.
Dalam laporan BPS, ternyata zina atau perselingkuhan bukan alasan utama orang memutuskan bercerai. Adanya perselisihan dan pertengkaran yang berkelanjutan adalah alasan utamanya.
Di samping itu, ada fakta menarik dari kasus perceraian yang terjadi di Indonesia. Dalam satu tahun terakhir ini, kasus perceraian akibat judi mengalami kenaikan di tengah menurunnya angka perceraian secara keseluruhan. Diketahui, kasus perceraian di Indonesia pada 2023 turun 8,9 persen dibandingkan 2022.
Perselisihan dan Pertengkaran Terus-menerus: Tanda Komunikasi dan Penanganan Konflik yang Buruk!
Faktor utama orang bercerai adalah adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus-menerus terjadi/foto: pexels.com/vera arsic
Komunikasi adalah kunci utama dalam membangun dan menjaga hubungan yang sehat. Dalam hal ini perlu adanya kejujuran, transparansi, empati, kemampuan saling mendengarkan, dan kemauan dalam menyelesaikan konflik.
Menurut Darcy Sterling, seorang sosial klinis berlisensi di New York dan host E! Network ‘Famously Single’, komunikasi adalah pondasi dari hubungan apa pun. Kemampuan pasangan dalam mengekspresikan diri, kebutuhan, dan preferensinya adalah indikator terciptanya hubungan yang sehat, dilansir Forbes Health.
Komunikasi yang buruk dan konflik yang tidak terselesaikan mampu merusak hubungan secara signifikan. Hal ini dapat direfleksikan pada laporan BPS yang menyebut, perselisihan dan pertengkaran yang berkelanjutan menjadi faktor utama perceraian pada tahun 2023 dengan total kasus 251.828.
Komunikasi yang baik akan mempermudah penyelesaian konflik dan menciptakan kedekatan antar pasangan. Sebaliknya, komunikasi yang buruk hanya akan memperburuk masalah dan menciptakan jarak.
Perceraian Akibat Judi Melonjak 32% dalam Setahun pada 2023
Perceraian akibat judi pada 2023 melonjak 32% dari tahun sebelumnya/foto: pexels.com/pavel danilyuk
Lalu, kasus perceraian akibat permasalahan judi pada tahun 2023 menembus angka 1.572. Jumlah tersebut meningkat sebesar 32% dalam setahun. Bahkan, melesat 142,6% dibandingkan tahun 2020 atau tahun masuknya pandemi Covid-19.
Wilayah di pulau Jawa tercatat mendominasi persebaran kasus perceraian akibat judi. Kasus di Jawa Timur mencapai 415, disusul Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten.
Data BPS tidak menyebut secara rinci terkait judi yang dimaksud, apakah judi online atau offline. Namun, jika menelusuri kasus judi yang ada, kasus judi online memang tengah melonjak drastis.
Dalam konferensi pers yang diadakan 24 Mei 2024 lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi membeberkan tentang kasus judi online di Indonesia.
Dikutip dari CNBC Indonesia, jumlah transaksi terkait judi online di Indonesia telah mencapai Rp100 triliun pada kuartal I 2024. Data ini diperoleh dari hasil penelusuran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Pada tahun 2023 pun jumlah transaksi judi online mencapai Rp327 triliun.
Demikianlah penjelasan faktor utama yang menyebabkan banyak orang bercerai. Belajar dari hal ini, membangun komunikasi yang baik dan menyelesaikan permasalahan sesegera mungkin sangatlah diperlukan ya, Beauties.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!
(ria/ria)