Life

Dosen UMS Diduga Lecehkan Mahasiswa saat Bimbingan Skripsi, Ini Kronologinya

×

Dosen UMS Diduga Lecehkan Mahasiswa saat Bimbingan Skripsi, Ini Kronologinya

Sebarkan artikel ini


Viral di media sosial seorang dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswa bimbingan skripsi. Kasus ini mencuat pertama kali saat diunggah oleh akun Instagram @dpn.ums.

Akun tersebut mengunggah tangkapan layar chat berisi pengakuan seorang mahasiswa yang diduga dilecehkan oleh sang dosen. Korban mengaku dirinya diminta untuk memeluk sang dosen.

Simak kronologinya berikut ini!

Kronologi Dosen Diduga Lecehkan Mahasiswa saat Bimbingan Skripsi
Woman hand sign for stop abusing violence,  human trafficking, stop violence against women, Human is not a product. Stop women abuse, Human rights violations.

Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Tinnakorn Jorruang

Korban mengaku peristiwa itu terjadi ketika ia sedang melakukan bimbingan skripsi di rumah sang dosen. Korban mengaku dirinya tak sendiri, ada beberapa mahasiswa lain pula yang sedang melakukan ujian susulan.

“Awalnya lancar tanpa ada kontak fisik antara aku sama dosenku ini, pokoknya normal dan habis itu juga masih ada maba (mahasiswa baru) yang datang buat ujian susulan, dan dosenku ini ngeduluin maba buat ujian duluan sementara aku distop saat lagi ngejelasin skripsi aku,” ujar korban.

Saat mahasiswa lain sudah selesai ujian suuslan dan pulang, hanya tersisa korban di rumah dosen pembimbing. Dosen tersebut mulai bercerita soal anaknya yang sedang mencari jodoh. Topik obrolan kemudian beralih kepada korban, sang dosen bertanya apakah korban sudah punya pasangan atau belum.

Suasana semakin mencurigakan ketika dosen itu bertanya mengenai berat badan korban.

“Di situ juga dosenku sempat nanya berat badan aku dan minta buat liat perut aku, jelas aku nolak. Di situ suasananya makin nggak enak, aku gemetar jujur,” ujar korban.

Pengakuan Korban
A woman's hands in front of her face.

Ilustrasi/Foto: Getty Images/markgoddard

Merasa tak nyaman, korban berusaha duduk menjauh dari dosen. Namun, korban mengaku kakinya dielus menggunakan kaki sang dosen. Korban juga mengaku lututnya dipegang.

“Aku udah mulai duduk ngejauh dari dia, tapi kaki aku dielus sama kaki dia. Lutut aku dipegang juga. Habis itu dia tiba-tiba berdiri minta peluk,” ujar korban.

“Aku inget banget kata-katanya, “Coba peluk mr sebentar, gapapa gapapa”,” lanjut korban.

Tak hanya itu, korban juga mengaku tubuhnya ditarik oleh dosen pembimbing namun ia menolak. Sang dosen diduga meminta korban untuk tidak berteriak karena ada istrinya di rumah.

Korban langsung memutar otak untuk bisa pergi dari rumah dosen tersebut. Korban beralasan bahwa dirinya harus pergi bekerja part time

“Itu masih ditahan juga sama dosenku, katanya 10 menit lagi. Aku tetap nolak. Dia masih tetap minta pelukan yang kedua pas aku mau pulang,” ungkap korban.

[Gambas:Instagram]


Dosen Pembimbing Dijatuhi Sanksi Sementara
Universitas Muhammadiyah Solo (UMS)

Ilustrasi/Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng

Dosen pembimbing di UMS yang diduga melecehkan mahasiswa dijatuhi sanksi sementara oleh pihak kampus. Wakil Rektor IV UMS, Prof Em Sutrisna mengatakan pihak kampus merasa prihatin dengan kabar tersebut.

“UMS memiliki regulasi terkait bimbingan skripsi, tesis, maupun disertasi. Tidak diperbolehkan melakukan bimbingan skripsi di luar kampus, apalagi di rumah, tidak jam kerja, di resto. Itu kesalahan pertama, jelas, ada bimbingan di luar itu kan kesalahan,” kata Sutrisna saat ditemui awak media di kampus UMS, Selasa (9/7), dikutip dari detikJateng.

“Tapi kita akan mendalami kenapa bimbingannya di rumah, apakah faktor dosen yang menghendaki atau mahasiswa yang menghendaki. Intinya nanti kita cover both side,” sambungnya.

Sutrisna menjelaskan, proses pemeriksaan dosen yang bersangkutan telah dilakukan di tingkat Fakultas pada Senin (8/7) kemarin. Dalam proses pemeriksaan itu, dia membenarkan jika proses bimbingan dilakukan di rumah dosen.

Sutrisna mengatakan sudah ada sanksi sementara yang diberikan kepada dosen terkait. Dosen tersebut tidak lagi membimbing dan menguji skripsi, tesis, maupun disertasi. Sehingga tidak ada mahasiswa yang dalam proses mengontak dosen tersebut.

Menurut Sutrisna, sanksi itu untuk memberikan rasa aman dan nyaman terhadap korban. Sehingga korban tidak perlu takut jika skripsinya bakal terhambat. Sebab, korban akan mendapatkan dosen pembimbing dan penguji yang baru.

Adapun soal dugaan pelecehan oleh dosen itu masih didalami pihak kampus. Sutrisna mengatakan, proses pendalaman ini dilakukan secara transparan dan cover both side.

“Masih dalam proses (pembuktian dugaan pelecehan seksual). Kita belum bisa menyampaikan karena masih didalami Komite Disiplin UMS. Yang kami akui baru (soal) bimbingan skripsi di luar, rumah, dan itu telah melanggar regulasi yang ditetapkan oleh UMS,” kata Sutrisna.

Dia menambahkan, hasil pemeriksaan dari Komite Disiplin UMS itu dibuat berita acara lalu disampaikan ke Rektor.

“Ini dalam proses, saya tidak bisa mengatakan saksinya apa. Tapi secara umum sanksinya sesuai dengan kesalahan. Tapi yang bersangkutan juga bisa menyangkal, kita juga belum tahu,” tutup Sutrisna.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


(naq/naq)



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *