Lagi dan lagi… Tak berkesudahan Israel membombardir warga Palestina. Terbaru, Israel menjatuhkan bom pada dua sekolah yang dikelola PBB di sebelah barat kota Gaza, yakni sekolah Hassan Salama dan al-Nasr, pada Minggu (4/8).
Sekolah tersebut merupakan tempat pengungsian warga Palestina. Setidaknya ada 30 orang tewas dan terluka akibat serangan tersebut. Menurut Pertahanan Sipil Palestina di Gaza, 80 persen dari mereka meninggal dunia dan terluka adalah anak-anak.
Seorang jurnalis Al Jazeera mengatakan, militer Israel tidak memberikan peringatan terlebih dahulu pada warga Palestina sebelum pengeboman tersebut. Akibatnya, banyak korban jiwa dan meninggalkan trauma pada korban.
“Ini adalah skenario yang sama persis dengan yang kita lihat dalam beberapa hari terakhir. Fakta yang kita ketahui saat ini adalah adanya konsentrasi serangan terhadap pusat-pusat evakuasi. Yang benar-benar mengkhawatirkan adalah… bahwa militer Israel tidak memberikan peringatan sebelumnya kepada orang-orang yang berada di dalam pusat evakuasi tersebut,” kata Mahmoud.
“Hal ini terjadi dengan cara yang tidak dapat diprediksi, menyebabkan banyak korban jiwa dan meningkatkan trauma penduduk yang telah mengungsi dalam beberapa kasus hingga lima, enam atau tujuh kali lipat di bagian utara Jalur Gaza,” lanjutnya.
‘Tak Ada Tempat Aman di Gaza’
Ilustrasi anak di Gaza/Foto: Getty Images/Joel Carillet
Pengeboman dua sekolah yang menjadi tempat mengungsinya warga Palestina ini membuktikan, bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza. Hal ini membuat warga Palestina harus kembali mencari tempat yang aman.
“Sekali lagi merupakan bukti bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza,” ujar Nebal Farsakh dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).
“Kedua sekolah ini menampung warga sipil yang terpaksa mengungsi beberapa kali, dan sekarang bahkan mereka terpaksa mengungsi lagi setelah serangan ini.”
Menut Farsakh, Israel secara sistematis menargetkan para warga sipil.
Israel Berdalih Sekolah Tersebut adalah Tempat Penyembunyian Hamas
Dua sekolah korban serangan Israel/Foto: REUTERS/Mahmoud Issa
Militer Israel mengklaim bahwa sekolah tersebut merupakan tempat persembunyian Hamas. Namun, mereka tidak memberikan buktinya.
“Sekolah tersebut digunakan oleh Batalyon Al Furqan Hamas sebagai tempat persembunyian operasi terorisnya dan sebagai pusat komanda yang digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan serangan,” ujar IDF.
Hamdah Salhut, jurnalis Al Jazeera mengatakan bahwa ia tidak pernah melihat bukti Hamas menggunakan tempat ini.
“Militer mengatakan dan terus mengklaim bahwa Hamas menggunakan tempat-tempat ini, tapi kami belum pernah melihat bukti apapun,” kata Hamdah.
“Militer Israel mengklaim bahwa mereka mengambil tindakan pencegahan untuk memastikan kerusakan minimal yang ditimbulkan pada warga sipil melalui serangan mereka.. tapi Anda sering melihat warga sipil Palestina terluka atau mengambil mayat dari reruntuhan, jadi tidak ada peringatan,” lanjutnya.
Melansir Al Jazeera, akibat serangan berkepanjangan sejak Oktober 2023 yang dilakukan oleh Israel, kini setidaknya 39.583 warga Palestina telah meninggal dunia dan 91.398 orang lainnya terluka.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!
(ria/ria)