Islandia, tidak diragukan lagi adalah salah satu negara paling maju dan paling menakjubkan di dunia. Negara kepulauan Nordik yang terletak di antara Amerika Utara dan Samudra Atlantik ini memiliki segalanya, mulai dari air terjun yang menjulang tinggi, fenomena midnight sun, gua es, gletser terbesar di Eropa, gunung berapi aktif, hingga Aurora Borealis. Meski Islandia memiliki kekayaan alam yang indah, ada satu hal yang tidak akan kamu temukan di sini, yaitu nyamuk.
Di hampir setiap negara di dunia, nyamuk merupakan ancaman. Serangga kecil yang menghisap darah manusia ini bisa menjadi berbahaya karena kemampuannya menularkan virus penyakit malaria, demam berdarah dengue, cikungunya, meningitis, sampai virus Zika dari satu gigitan nyamuk yang terinfeksi virus tersebut.
Namun, negara Islandia adalah salah satu dari sedikit tempat di planet ini yang bebas nyamuk. Padahal, suhu di Islandia tidak sedingin di Antartika. Negara ini juga memiliki banyak kolam dan danau tempat nyamuk suka berkembang biak. Nyamuk juga mampu berkembang biak di negara tetangga Islandia, seperti Norwegia, Denmark, Skotlandia, bahkan Greenland.
Lantas, mengapa bisa sampai tidak ada nyamuk di Islandia? Berikut faktanya.
Alasan Islandia Tidak Ada Nyamuk
Negara Islanda bebas nyamuk/Foto: Freepik.com/wirestock
Islandia disebut sebagai satu-satunya negara yang tidak memiliki nyamuk. Para ilmuwan mengungkapkan setidaknya ada dua teori yang menjelaskan hal ini, melansir The New York Times.
Pertama, kemungkinan besar adalah kondisi cuaca yang tidak mendukung nyamuk. Untuk berkembang biak, nyamuk memerlukan kondisi tertentu. Nyamuk banyak berkembang biak di lingkungan yang panas dan lembab, tetapi mereka juga sanggup bertahan hidup di iklim dingin bersuhu rendah.
Nyamuk memiliki siklus hidup yaitu telur – larva (jentik) – pupa – nyamuk dewasa. Dari keempat tahapan tersebut, tiga tahap pertamanya dihabiskan di permukaan air. Masalahnya, Islandia biasanya mengalami tiga kali musim dingin dan mencair dalam setahun. Hal ini menciptakan kondisi yang terlalu tidak stabil bagi kelangsungan hidup serangga tersebut. Pasalnya, nyamuk tidak punya cukup waktu untuk bermetamorfosis di suhu hangat sebelum menjadi dingin lagi.
Teori lain adalah bahwa air dan tanah di Islandia mungkin mengandung komposisi kimia tertentu yang tidak menguntungkan bagi nyamuk.
Akibat Pemanasan Global, Nyamuk Bisa Muncul di Islandia
Pemanasan global sebabkan perubahan iklim di Islandia/Foto: Freepik.com/wiresotck
Namun sayang, pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim. Dalam 20 terakhir saja, suhu udara rata-rata di Islandia telah meningkat sekitar 2 derajat Fahrenheit, atau sama dengan 16,7 derajat Celcius. Pada saat yang sama, spesies serangga baru bermunculan di Islandia, padahal seranggga-serangga itu tidak dapat berkembang biak di sana sebelumnya. Hal ini mungkin juga berdampak pada kemunculan nyamuk di Islandia.
Dikutip dari The New York Times, Gisli Mar Gislason, ahli biologi di Universitas Islandia berkata, “Jika pemanasan global terus berlanjut, kita mungkin akan menemukan nyamuk di Islandia dalam waktu dekat.”
Seberapa Berbahayakah Nyamuk?
Bahaya gigitan nyamuk/Foto: Freepik.com/kwangmoop
Meski ukuran tubuhnya sangat kecil, tetapi faktanya populasi nyamuk dapat membawa dampak yang sangat besar. Serangga ini bertanggung jawab atas 725 ribu hingga 1 juta korban jiwa setiap tahunnya, sehingga menempatkan nyamuk pada posisi ke-10 dalam daftar 10 binatang paling mematikan bagi manusia, menurut laman BBC Wildlife Magazine.
Alih-alih membunuh secara langsung, nyamuk justru sering menjadi ‘vektor penyakit’. Artinya, ketika mereka menghisap darah manusia dan hewan, mereka secara tidak sengaja membawa bakteri, virus, dan parasit dari orang ke orang. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dengan jumlah kematian tertinggi di dunia adalah malaria, yang disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina.
****
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!
(ria/ria)