Life

Hotel di Jepang Menolak Kedatangan Turis Israel sebagai Dukungan pada Palestina, Tapi Malah Dikecam!

×

Hotel di Jepang Menolak Kedatangan Turis Israel sebagai Dukungan pada Palestina, Tapi Malah Dikecam!

Sebarkan artikel ini


Apa yang dilakukan oleh Israel selama kurun waktu delapan bulan ini bukan lagi dikatakan sebuah perang, tapi sudah bisa dikatakan sebagai bentuk genosida.

Pasalnya, sejak 7 Oktober 2023 lalu, korban meninggal dunia telah mencapai angka 37 ribu orang. Yang mana, banyak di antaranya yang menjadi korban adalah anak-anak. 

Tentu saja aksi kejam Israel ini telah menjadi sorotan warga dunia. Sebagai bentuk dukungan pada warga Palestina, sederet negara menolak mentah-mentah kedatangan turis Israel. 

Seperti yang terjadi pada salah satu hotel di Jepang. Seorang manajer hotel menolak dan membatalkan reservasi saat kedatangan tamu dari Israel. 

Manajer Hotel di Jepang Menolak Kedatangan Turis Israel
Turis Israel diusir dari hotel Jepang

Pesan penolakan manajer Hotel Material Kyoto/Foto: Tangkapan Layar Arab News Japan

Hotel Material di Kyoto, Jepang membatalkan reservasi untuk turis Israel. Dalam pesan WhatsAppnya, ia memberitahu pada turis tersebut bahwa tidak bisa menerima kehadiran mereka. Hal ini tak lain karena berkaitan dengan serangan tak berkesudahan yang dilakukan oleh Israel. 

“Tuan Alex, ini Jeronimo Gehres, manager Hotel Material di Kyoto,” bunyi salam pembuka pesan WhatsApp tersebut. 

“Terimakasih atas reservasinya. Kami menghargai Anda telah meluangkan waktu dan memilih hotel kami. Namun, kamu mohon maaf untuk memberi tahu Anda, bahwa karena adanya laporan kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan oleh anggota Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam konflik yang terjadi di Gaza antara Israel dan Palestina, kami tidak dapat menerima keberatan dari orang-orang yang kami yakini mungkin memiliki hubungan dengan tentara Israel,” lanjut pesannya. 

Melansir Arab News Japan, Gehres menjelaskan, bahwasanya dengan menerima penginapan untuk orang-orang yang membantu atau mungkin sedang membantu pelaksanaan perang dapat membuat hotel jadi dalam bahaya. 

“Menawarkan penginapan kepada orang-orang yang mungkin telah membantu atau mungkin membantu dalam pelaksanaan kegiatan perang yang dilarang oleh hukum humaniter internasional berdasarkan Konvensi Jenewa dan protokol tambahannya, dapat menempatkan kita pada risiko, dianggap sebagai kaki tangan dan/atau aksesori bagi seseorang yang mungkin menghadapi tuntutan kejahatan perang,” papar Gehres. 

Tapi… Dikecam oleh Dubes Israel dan Jepang hingga Warga Jepang
Kata-kata dalam bahasa Jepang yang bisa bikin hari kamu lebih semangat

Ilustrasi Jepang/Foto: Freepik.com/wichayada

Tindakan penolakan oleh manajer Hotel Material di Kyoto Jepang ini langsung disorot oleh Duta Besar Israel untuk Jepang Gilad Cohen.

Banyak orang yang menghubunginya dan mengatakan Gehres, manajer hotel tersebut adalah orang Brasil, bukan orang Jepang. Mereka juga berpendapat bahwa menolak reservasi telah melanggar hukum jepang.

Dubes Israel langsung mengirimkan pesan keluhan kepada CEO hotel tersebut. Ia menuntut penjelasan dan permintaan maaf atas insiden yang menimpa warganya.

Cohen mengatakan bahwa ini merupakan kasus diskriminasi ilegal. Yang mana pihak hotel tidak menanyakan latar belakang militer tamu tersebut pada saat pemesanan. 

Menurut Cohen, pembatalan dibatalkan hanya berdasarkan nama Yahudi atau Israel dari tamu tersebut.

“Diskriminasi dalam bentuk apapun tidak kami terima,” tulis Cohen. 

Kini, pihak Kedutaan meminta pemberhentian pengelola hotel dan telah menghubungi pihak berwenang Jepang untuk mencari jalur hukum yang tersedia bagi mereka terhadap hotel tersebut. 

Di samping ini, beberapa warga Jepang pun menunjukkan ketidaksukaannya terhadap pilihan hotel Material Kyoto. 

“Siapa orang g*la ini?” tulis seorang jurnalis Jepang. 

Anggota parlemen Jepang juga mengecam dan mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan aib bagi orang Jepang. 

Kepada Ynet, Dubes Israel mengatakan insiden penolakan ini tidak mencerminkan sikap Jepang secara keseluruhan yang selama ini menyambut dan menghargai wisatawan Israel. 

“Tidak ada antisemitisme di Jepang. Ada keinginan kuat untuk menampung warga Israel, dan penerbangan El Al ke Tokyo penuh. Insiden ini merupakan hal yang aneh,” katanya. 


Yang Kini Terjadi di Gaza…
Abdulrahman Al-Rai holds his daughter, Hana Al-Rai, 3, who suffers from diabetes, a weakened immune system, and malnutrition,  as she gets help from her sister to test her blood sugar at Al-Aqsa Martyrs Hospital in Deir al-Balah in the central Gaza Strip, where she is receiving treatment, Saturday, June 1, 2024. The family is displaced from the northern Gaza Strip. (AP Photo/Jehad Alshrafi)

Potret anak-anak malnutrisi di Gaza/Foto: AP/Jehad Alshrafi

Beauties, selain telah menimbulkan korban meninggal dunia mencapai 37 ribu orang, warga Gaza yang kini masih bertahan pun hidup dalam kesusahan. 

Aksi kejam Israel telah membuat warga Gaza tidak lagi memiliki tempat tinggal. Bahkan, Rafah yang disebut sebagai tempat ‘aman’ pun telah kembali dibombardir. 

Anak-anak yang bertahan, harus merasakan sesak karena sulitnya mendapat perawatan hingga asupan makanan. Mereka banyak yang mengalami kekurangan gizi karena terhalangnya untuk dapatkan bantuan. 

Salah satu kisah viral adalah seorang ibu bernama Amira al-Taweel. Ia harus menjelajahi apotek di Gaza untuk mendapatkan susu bayi. Namun, tidak ada satu botol pun yang ia dapatkan. Akhirnya, ia hanya mampu memberikan air tepung agar anaknya kenyang. 

“Saya memberinya makan, tapi tidak ada susu karena tidak tersedia. Saya memberinya gandum (tepung) yang membuatnya kembung,” ungkapnya, mengutip The Daily Star.

Tak hanya itu, saat perayaan Iduladha kemarin, saat banyak umat Muslim bersuka cita mendapatkan daging kurban, warga di Gaza hanya melaksanakan salat Ied dan berkunjung ke makam keluarganya. Tidak ada sepotong daging pun yang bisa mereka makan. 

“Tidak akan ada Idulfitri atau suasana Idulfitri. Saya belum makan daging apapun selama lima bulan,” kata Zaina Kamuni, saat ditemui di tenda dengan hamparan tanah berpasir di selatan Gaza bernama Al-Mawasi, mengutip The New York Times 

Lantas, bagaimana tanggapanmu Beauties tentang tindakan pro yang dilakukan oleh Hotel Material di Kyoto, tapi kena kecaman Dubes Israel dan beberapa warga Jepang?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


(ria/ria)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *