Tidak semua orang memiliki masalah yang bahagia, karena banyak pula orang yang mengalami trauma di masa kecil. Trauma tersebut bisa terjadi karena sering melihat orang tua bertengkar, terlalu sering kena marah orang tua, pernah menjadi korban kasus bullying, dan masih banyak lagi hal-hal yang bisa membuat luka batin.
Sering kali kita tidak sadar bahwa sebenarnya inner child kita sudah terluka. Saat pikiran dan jiwa kita di masa kecil sudah terluka, hal ini sangat berpengaruh pada pembentukan karakter di usia dewasa. Karena itu, mari kita mengenali tanda inner child kita masih butuh perhatian.
1. Marah Terhadap Hal-Hal Kecil
Ilustrasi anak yang kurang perhatian dari orang tua/Foto: pexels.com/ketut-subiyanto
Saat kita berbicara dengan teman dan kamu marah saat dia tampak kurang antusias mendengar ceritamu, itu tandanya ada yang salah dengan dirimu. Hal ini menandakan bahwa kamu sangat kurang diperhatikan di masa kecil. Bisa jadi kamu tidak pernah mendapatkan apresiasi apapun dari orang tua.
Kondisi emosional dan mental yang terbentuk saat kita dewasa merupakan sebab akibat dari kehidupan kita di masa kecil. Cobalah untuk mengingat kembali, apakah kamu sudah cukup perhatian di masa kecil? Atau kamu adalah anak kecil yang berusaha keras mendapatkan perhatian tetapi tidak berhasil mendapatkannya?
Dari sinilah kita bisa mulai memperbaiki diri dan berusaha berdamai dengan masa lalu.
2. Takut Melangkah
Ilustrasi bingung karena takut melangkah/Foto: pexels.com/augi
Pernahkah kamu merasa ragu saat ingin memulai hal baru dan berujung tidak melakukan apapun? Seberapa sering kamu ragu atas kemampuanmu, padahal kamu merasa pandai dalam hal tersebut?
Jika memang benar seperti itu, maka bisa jadi kamu memiliki trauma di masa kecil. Bisa jadi saat kecil kamu terlalu sering direndahkan, dipatahkan semangatnya, atau tidak memiliki kebebasan dalam menentukan pendapat.
Perilaku takut melangkah ini juga memiliki istilah lain, yaitu menyabotase diri. Saat kita takut untuk melangkah, berarti kita menghancurkan peluang dan mematahkan semangat melalui diri kita sendiri. Saat perasaan ini muncul, kemungkinan besar nasehat dari orang hebat sekalipun tidak akan bisa kita cerna.
Karena itu kita perlu sadar setiap saat ketika perasaan ini muncul, agar kita bisa berpikir jernih dan meminimalisir perasaan takut tersebut.
3. Langkah Negatif
Ilustrasi saat melangkah ke hal negatif/Foto: pexels.com/pavel-danilyuk
Saat kita benar-benar tidak dapat menanggulangi luka di masa lalu, maka pikiran-pikiran negatif pun bermunculan. Hal yang paling sering terjadi adalah menganggap diri sendiri tidak berguna dan tidak ada manfaatnya untuk orang lain. Pikiran ini sungguh berbahaya, karena kita bisa memutuskan untuk melangkah ke arah yang negatif.
Jika kita terus menerus menganggap hidup ini tak ada gunanya, maka keputusasaan akan terus menghantui pikiran kita. Bisa jadi kita terjerumus dalam circle orang-orang pecandu obat-obatan terlarang, pesta di club malam, hingga yang paling parah adalah berniat mengakhiri hidup.
Tenangkan dirimu, karena setiap orang pasti memiliki tujuan hidup masing-masing. Terus melatih emosi, menenangkan diri, pergi ke tempat terapi bila perlu, serta mempelajari ilmu agama bisa membuat mental kita pulih kembali.
4. Bermasalah dalam Hubungan Cinta
Ilustrasi bermasalah dalam hubungan cinta/Foto: pexels.com/timur-weber
Saat kamu merasa hubungan cintamu selalu bermasalah atau selalu berusaha mengejar cinta meski tahu hanya berjuang sendiri, artinya ada sesuatu yang hilang dari dirimu. Biasanya mereka yang tidak pernah berhasil dalam hubungan cinta memiliki luka batin di masa kecil.
Anak kecil yang seharusnya mendapatkan perhatian penuh dari orang tuanya, batinnya akan sangat terluka saat dia tidak mendapatkan perhatian cukup. Hal ini akan berpengaruh saat dia menginjak usia remaja dan mulai mengenal cinta.
Perhatikan, jika kamu merasa ada yang aneh dalam hubungan asmaramu, mungkin kamu memiliki masa lalu yang belum bisa kamu terima dan memaafkannya.
5. Hubungan yang Rumit dengan Orang Tua
Ilustrasi hubungan yang rumit dengan orang tua/Foto: pexels.com/rdne
Orang tua merupakan dua insan yang bersatu hingga kita bisa lahir di dunia ini. Seharusnya orang tua bisa menjadi sosok pelindung kita di dunia dan orang yang paling dekat dengan kita. Tetapi, saat orang terdekat sudah menggoreskan luka batin, sangat sulit kita akan menerima mereka dalam hidup.
Ketika batin kita terluka karena orang tua, maka hubungan dengan orang tua pun akan sangat renggang. Dari sinilah muncul rasa iri dengan keluarga lain dan mencari kesenangan semu yang belum tentu baik.
Jika kamu masih susah untuk memaafkan mereka, cobalah melihat kehidupanmu yang sekarang. Lihatlah hal-hal positif yang terjadi dalam dirimu, mulai dari makanan paling enak yang pernah kamu makan, sahabat yang menyayangimu, atau hasil perjuangan yang telah kamu capai. Karena kamu tidak akan merasakan kebaikan-kebaikan itu jika ibumu tidak melahirkanmu di dunia.
Luka di masa kecil memang sangat berpengaruh dalam kehidupan dewasa kita. Tetapi, semakin kita dewasa semakin matang pikiran kita. Bersyukur jika kita sudah berhasil melalui masa-masa remaja yang penuh dengan gejolak, artinya kita sudah terbentuk menjadi jiwa-jiwa yang kuat. Pilihan hidup, kita sendiri yang menentukan.
Apakah kamu akan tetap menyerah pada dunia ini, atau berjuang menjadi orang yang lebih baik lagi? Mari kita renungkan dan jadikan masa lalu sebagai pelajaran yang berharga.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!
(ria/ria)