Emiten BUMN farmasi, PT Kimia Farma (Persero) Tbk. (KAEF) berencana akan menutup 5 pabrik obatnya. Alasannya, beban operasionalnya yang sangat tinggi. Direktur Utama Bio Farma Group Shadiq Akasya mengatakan hal itu dilakukan dalam rangka efisiensi yang menjadi bagian dari langkah re-orientasi bisnis.
“Dengan banyaknya pabrik di Kimia Farma sekarang itu ada 10 plant yang ada dan kita akan coba merencanakan untuk seamlining sampai dengan mungkin 3-5 tahun ke depan itu kita harapkan dengan lima pabrik saja sudah cukup jadi beberapa hal supaya optimalisasi dari pabrik ini lebih meningkat,” ujarnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI Jakarta, Rabu (19/6).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Kimia Farma David mengaku, banyaknya pabrik dianggap menggerogoti keuangan perusahaan karena utilisasi pabrik yang dimiliki kurang dari 40%.
“Sejak berdiri, utilisasi pabrik hanya mencapai maksimal 40%. Ini adalah tantangan utama yang kita hadapi,” imbuhnya.
Nantinya, operasional pabrik akan disesuaikan dengan kebutuhan perseroan. Namun, Ia mengaku proses pengurangan pabrik tersebut tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat atau dilakukan tahun ini. Setidaknya, KAEF akan melakukannya secara bertahap dalam 3-5 tahun ke depan.
“Karena tadi kalau rasionalisasi pabrik obat pengurusan izinnya aja bisa 2 tahun, ini akan berjalan dan nggak mungkin tahun ini selesai,” sebutnya.
Lantas, bagaimana dengan nasib karyawan dengan penutupan lima pabrik obat Kimia Farma? Lanjutkan membaca dengan KLIK DI SINI.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!
(naq/naq)