Life

Mengulik Sejarah dan Fakta Candi Borobudur, Lokasi Perayaan Hari Waisak 2024

×

Mengulik Sejarah dan Fakta Candi Borobudur, Lokasi Perayaan Hari Waisak 2024

Sebarkan artikel ini


Hari Waisak merupakan hari besar bagi umat beragama Buddha, tetapi tidak hanya yang beragama Buddha saja lho, yang turut menyambut hari Waisak ini. Biasanya orang akan pergi ke Candi Borobudur untuk merayakan Waisak untuk melihat festival lampion di malam hari.

Yang membuat hari raya Waisak ini semakin meriah adalah banyak wisatawan dalam negeri hingga luar negeri dan penganut agama selain Buddha pun turut datang untuk berpartisipasi dalam acara tersebut.

Nah, kalau kamu juga tertarik untuk merayakan hari raya Waisak, ada baiknya untukmu mempelajari sejarah dan fakta candi Borobudur yang merupakan candi Buddha tersebut. Yuk, kita baca bersama-sama agar ilmu pengetahuan kita semakin luas.

1. Sejarah Candi Borobudur

Candi Borobudur di tahun 1930/Foto: instagram.com/sacredgrounds_

Candi Borobudur merupakan candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Penganut Buddha Mahayana merupakan pendiri candi dengan banyak stupa ini di masa pemerintahan Wangsa Syailendra sekitar 800-an Masehi. Karena candi Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia, sekaligus monumen Buddha terbesar di dunia, banyak wisatawan asing yang berbondong-bondong melihat kemegahan candi tersebut.

Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ada, candi Borobudur ditinggalkan pada abad ke-10 bersamaan dengan dipindahnya pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok.

Kemudian pada tahun 1814, Sir Thomas Satmford Raffles yang merupakan Gubernur Jenderal Inggris atas tahan Jawa menemukan candi ini dan Borobudur mulai terkenal di kancah internasional. Sejak saat itu Borobudur mulai dipugar sejauh tahun 1975- 1982 dalam upaya Indonesia dan UNESCO untuk memasukkannya ke dalam situs warisan dunia.

2. Tempat Suci untuk Memuliakan Buddha dan Tempat Ziarah

Ilustrasi Ziarah di Borobudur/Foto: instagram.com/borobudurpark

Karena kehidupan manusia di dunia ini penuh dengan dosa, Borobudur dibangun untuk menuntun manusia mengalihkan nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.

Saat melakukan ziarah, orang-orang akan masuk melalui pintu timur dan memulai ritual dari dasar candi dan berjalan melingkar searah jarum jam. Perjalanan ini menggiring mereka menaiki undakan berikutnya melalui tingkatan kosmologi Buddha, yaitu Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud).


3. Terdapat Relief yang Indah

Relief Candi Borobudur/Foto: instagram.com/natgeoindonesia

Pada setiap dinding candi Borobudur dari lorong hingga tangga tertinggi terdapat sekitar 1.460 panel relief indah yang terukir. Sambil menikmati keindahan relief tersebut, kita tidak akan terasa bosan dan lelah melakukan perjalanan yang sangat luas dan tinggi.

Setiap relief yang terukir pada dinding candi tersebut mengisahkan cerita dengan tajuk Raja Rudrayana, masyarakat di jaman Mataram kuno, dan ajaran agama Buddha. Meski begitu, masih ada beberapa relief yang disembunyikan karena mengisahkan adegan yang terlalu vulgar.

4. Sebuah Bangunan dengan Arti Gunung Tinggi

Candi Borobudur/Foto: instagram.com/buddhazine

Para arkeolog beranggapan bahwa nama ‘Budur’ berasal dari istilah bhudara yang berarti gunung. Sedangkan Raffles berpikir bahwa nama ‘Bore-Budur’ yang kemudian ditulis ‘BoroBudur’ terkait dengan desa terdekat, yaitu desa Bore (Boro) yang terletak di pegunungan dan ‘Budur’ dalam istilah Buda dalam bahasa Jawa yang berarti purba.

Banyak pula teori yang menjelaskan bahwa nama candi ini berasal dari kata ‘Sambharabhudhara’ yang berarti gunung dengan lereng dengan banyaknya teras-teras. Penjelasan lain mengungkapkan candi memiliki 2 arti kata yang terpenggal, yaitu ‘bara’ yang berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti biara tinggi, dan ‘beduhur’ dari bahasa Bali yang berarti biara atau asrama yang berada di dataran tinggi. Dengan begitu, candi ini bisa diartikan sebagai tempat tinggi bagaikan gunung yang merupakan rumah suci agama Buddha.

5. Situs Warisan Dunia

Ilustrasi festival lampion di Borobudur/Foto: pexels.com/javaistan

Pada tahun 1973, candi Borobudur mengalami pemugaran besar-besaran yang didukung oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Persekerikatan bangsa-Bangsa. Dan kemudian pada tahun 1991, candi Borobudur ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.

UNESCO tidak hanya menganggap Borobudur sebagai bangunan yang indah menawan saja untuk dijadikan sebagai warisan dunia. Tetapi candi ini memiliki perpaduan budaya antara budaya Buddha dengan budaya asli Indonesia. Ditambah lagi arsitektur uniknya memiliki karakter tersendiri dan merupakan candi Buddha terbesar di dunia dengan nilai pendidikan dan keagamaan yang tinggi.

Begitu luar biasanya warisan Indonesia yang kita miliki ini. Jika para wisatawan mancanegara saja mengagumi dengan begitu luar biasa, tentu saja kita sendiri juga harus lebih menyayangi warisan budaya kita. Selamat hari raya Waisak buat kamu yang merayakannya. Dan selamat menikmati festival lampion di Candi Borobudur.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


(ria/ria)



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *