Beauties, apakah kamu termasuk orang yang suka menonton konser musik? Melihat musisi favorit kita berada di panggung membawakan karyanya, berteriak dan bernyanyi, hingga bersenang-senang bersama para fans lainnya. Terdengar menyenangkan, bukan?
Tapi usai konser berakhir, berbagai perasaan berkecamuk di dalam dada. Mulai dari rasa senang dan haru karena melihat musisi favorit tampil, sedih karena konser sudah berakhir, hingga lupa bahwa menghadiri konser tersebut.
Sebagai penikmat konser, mungkin kamu sudah familiar dengan istilah post concert depression (PCD), yaitu perasaan sedih, hampa, dan suasana hati yang buruk setelah konser berakhir. Selain PCD, rupanya ada istilah lain yakni post concert amnesia.
Apa itu dan apa penyebabnya? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Pengalaman Fans yang Alami Post Concert Amnesia
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/benzoix
Pada Mei 2023, majalah Time memberitakan pengalaman ‘unik’ para fans yang baru saja menghadiri konser penyanyi Taylor Swift. Beberapa fans mengaku mereka lupa dan tidak mengingat banyak hal dari konser tersebut.
Hal ini membuat para fans merasa terganggu karena merasa lupa akan pengalaman konser yang menggembirakan. Kondisi ini lalu disebut sebagai post concert amnesia.
“Amnesia pasca konser itu nyata,” ungkap Tocatlian (25), seorang fans Taylor Swift yang tinggal di New York, kepada Time.
Lagu Better Man adalah favorit Tocatlian, namun usai konser berakhir, ia merasa pengalaman melihat Taylor Swift membawakan lagu tersebut tidak nyata.
“Jika saya tidak memiliki video berdurasi 5 menit yang teman saya dengan baik hati merekam saya untuk menontonnya, saya mungkin akan memberi tahu semua orang bahwa hal itu tidak terjadi,” katanya.
Tocatlian juga bertanya kepada temannya, “Apakah Taylor Swift benar-benar membawakan lagu tersebut? Berapa lagu yang ia bawakan?”
“Kamu merasakan berbagai macam emosi ketika lagu-lagu favoritmu ditampilkan, dan rasanya seperti, ‘Wow, di mana saya?'” tambahnya.
Tak hanya Tocatlian, Nicole Booz (32) asal Gettysburg juga menghadiri konser Taylor Swift di Philadelphia. Usai menonton konser, ia merasakan bahwa apa yang ia alami tidak nyata.
“Rasanya [konser] itu tidak nyata. Namun, saya tahu hal itu terjadi, karena rekening bank saya mengeluarkan uang sebesar 950 USD untuk membayar tiket tersebut,” ujarnya.
Apa Itu Post Concert Amnesia?
Ilustrasi/Foto: Pexels/Martin Lopez
Lantas, apa, sih, yang dimaksud dengan post concert amnesia?
Sederhananya, ini adalah kondisi saat fans merasa lupa dan tidak ingat akan beberapa momen tertentu usai menghadiri konser. Diduga penonton terlalu bersemangat untuk mengingat dan gairah mereka terlalu tinggi selama konser berlangsung.
“Ini bukan fenomena khusus konser—ini bisa terjadi kapan pun Anda berada dalam kondisi emosional yang tinggi,” ujar Ewan McNay, seorang profesor di departemen psikologi di Universitas Negeri New York di Albany, kepada Time.
Contoh lainnya, ketika seseorang melangsungkan acara pernikahan, ada pasangan yang mengatakan bahwa mereka tidak ingat momen berdansa pertama kali. Ketika tingkat stres tubuh meningkat—sebagai respons terhadap faktor-faktor yang menggairahkan atau menyusahkan—neuron yang terkait dengan memori mulai bekerja tanpa pandang bulu.
Hal ini yang membuat “sangat sulit” bagi kita untuk membentuk kenangan baru.
“Jika Anda sedikit gelisah, dengan sedikit kegembiraan, Anda akan mengingat lebih baik,” kata McNay. “Tetapi terlalu banyak kegembiraan membuat Anda kewalahan dalam hal pembentukan memori, dan Anda tidak dapat membuat kenangan.”
Dilansir dari Psychology Today, alasan lainnya mengapa kita lupa adalah karena kita fokus pada pengalaman, bukan untuk mengingat. Tujuan kita pergi ke konser adalah untuk bersenang-senang dan menikmati momen. Mengingat momen tersebut bisa jadi bukan menjadi tujuan utama.
Apa yang Terjadi di Tubuh?
Ilustrasi/Foto: freepik.com/freepik
Ada penjelasan ilmiah dan biologis tentang apa yang sebenarnya terjadi ketika kita merasa bersemangat (yang dianggap oleh tubuh sebagai keadaan stres) dan membuat kita lupa akan momen tertentu.
Tubuh mulai memompa glukosa—molekul favorit otak untuk memberi bahan bakar pada memori, berpikir, dan belajar—dari hati ke aliran darah.
“Bayangkan ketika Anda bertemu beruang di hutan. Anda ingin bahan bakar otot Anda untuk melawan beruang atau melarikan diri dari beruang, tidak menyia-nyiakan hal seperti pembentukan memori,” ungkap McNay.
“Pada saat yang sama, saraf vagal Anda—yang mengatur fungsi organ dalam—menjadi terstimulasi. Anda berkata, ‘Hei, kami benar-benar stres: kami melarikan diri dari beruang, atau kami sedang menonton Taylor Swift’,” jelasnya.
Respons ini menyebabkan amigdala—bagian otak yang bertanggung jawab atas pemrosesan emosi—melepaskan neurotransmitter yang disebut norepinefrin. Ini membantu menandai kenangan sebagai sesuatu yang memiliki kandungan emosional yang tinggi, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa kenangan tersebut akan tersimpan dengan jelas dalam pikiran kita.
Namun, McNay menggambarkan prosesnya sebagai huruf U terbalik: sedikit itu baik; terlalu banyak itu buruk, menurutnya. Selain itu, jika kita menambahkan kafein atau alkohol ke dalam campuran tersebut, kemungkinan besar kita akan mendorong kurvanya lebih jauh ke kanan, yang berarti otak akan lebih sulit menciptakan dan menyimpan kenangan baru.
Cara Ingatan Bekerja
Ilustrasi/Foto: Pexels.com/Marcelo Chagas
Walaupun kita sangat menikmati konser yang kita datangi, lupa akan momen tertentu usai konser bisa jadi hal yang mengecewakan. Kita pasti ingin terus mengingat kenangan membahagiakan itu sepanjang waktu.
“Kita membayar banyak uang, menantikannya, dan setelahnya, kita ingin menikmati kenangan tentang konser tersebut,” ujar Robert Kraft, seorang profesor psikologi kognitif di Universitas Otterbein di Westerville, Ohio.
“Tapi ekspektasi kita terlalu tinggi. Bukan itu yang dimaksud dengan memori—itu bukanlah sebuah alat perekam,” ungkapnya.
Menurut Kraft, salah satu kesalahpahaman utama yang dimiliki banyak orang tentang ingatan adalah mereka menganggap lupa sebagai suatu kekurangan. Kenyataannya, manusia tidak dirancang untuk mengingat semuanya.
Situasi di mana kita secara eksplisit fokus pada mengingat biasanya terbatas pada hal-hal seperti belajar untuk ujian atau menghafal presentasi.
“Manusia tidak dirancang untuk mengingat kehidupan, kita dimaksud untuk mengalaminya,” ujar Kraft.
Hal yang bisa diperhatikan adalah tidak mengingat sebenarnya merupakan bentuk penghargaan untuk berada di momen tersebut dan mengapresiasi sepenuhnya apa yang sedang terjadi, termasuk konser musik.
Jika lupa, sebenarnya tidak apa-apa, Beauties. Artinya, kamu benar-benar hadir di momen konser musik dari musisi kesayanganmu tersebut.
Cara Mencegah Post Concert Amnesia
Ilustrasi/Foto: Pexels/Wolfgang
Namun, jika kamu bersikeras ingin mengingat peristiwa penting dengan lebih baik, misalnya konser, ada beberapa cara yang bisa kamu coba.
Pertama, cobalah untuk mengatakan kepada diri sendiri untuk lebih santai dan hadir di momen itu. Selain itu, kamu juga bisa mengatur intensitas kamu saat berteriak di konser. Otak memantau tubuh untuk mengetahui keadaan emosional kita. Tubuh mengartikan berteriak sebagai respon takut akan sesuatu.
Menurut McNay, ketika kamu berada dalam kondisi tenang dan santai, ini akan mengirimkan pesan ke otak bahwa kamu tidak perlu terlalu bersemangat (yang dianggap oleh tubuh sebagai keadaan stres). Ini dapat membantu mendorong pembentukan memori.
But, it’s all up to you, Beauties! Tujuan dari menonton konser adalah melihat musisi favorit kita tampil. Entah kamu mau berteriak dan bernyanyi sekuat tenaga atau menikmatinya sambil bersantai, yang terpenting adalah kamu bahagia dan bersenang-senang!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!
(naq/naq)