Baru-baru ini media sosial diramaikan dengan konten terbaru TikToker Bima Yudha atau yang lebih dikenal dengan akun @awbimax yang mengungkap saat dirinya ditawari jadi buzzer Bea Cukai.
Gegara konten ini, banyak warganet yang membahasnya hingga munculnya pro dan kontra. Simak rekap viralnya di sini yuk!
Bermula dari dihubungi sebuah Agensi…
Foto: TikTok.com/awbimax
Sebelumnya, instansi Bea Cukai memang sedang mendapat sorotan dari masyarakat terkait sederet peraturan anyar yang dikeluarkan. Sederet peraturan terbaru itu ramai dikritik, hingga media sosial Bea Cukai pun kena sasaran amuk warganet.
Di samping isu tersebut yang belum mereda, TikToker Bima Yudha (@awbimax) mengungkap bahwa ia mendapat penawaran dari salah satu agensi yang sedang bekerja sama dengan Bea Cukai.
“Saat ini agency kami sedang ada campaign bersama dengan lembaga Bea Cukai. Campaign ini bukan seperti buzzer, lebih ke bagaimana POV dari seoang KOL terkait pengalaman mereka yang berhubungan dengan pihak Bea Cukai,” bunyi pesan WhatsApp yang dikirimkan kepada Bima.
Mendapat pesan tersebut, Bima membalas bahwa rate cate-nya per video seharga Rp100 juta.
“Hi there, untuk rate card aku per video di TikTok IDR 100 juta. Thanks!” balasnya.
Konten Bima viral, agensi meminta konten tersebut dihapus
Foto: TikTok.com/awbimax
Konten yang diunggah Bima tentang ia yang mendapat penawaran dari agensi untuk kerjasama campaign dengan Bea Cukai ini viral, membuat agensi kembali menghubunginya.
Dalam komunikasi terbaru, agensi tersebut meminta mahasiswa asal Indonesia di Australia ini untuk men-takedown konten yang telah diunggah.
“Selamat siang kak Bima. Maaf mengganggu waktunya kak, saya perwakilan dari agency,” bunyi pesan WA dari agensi.
“Kak kita dari hati ke hati boleh? Boleh minta tolong untuk take down atau hapus postingannya? Kami sebagai pihak ketiga hanya menanyakan ratecard dan kebersediaan kak Bima berbagi pengalaman dengan pihak tersebut,” lanjutnya.
Dalam kontennya, Bima mengatakan tidak akan menghapus konten viral sebelumnya. Hal ini karena jika ia hapus, maka bisa saja ia kena hujat balik dari warganet.
“Masalahnya gini, kalau gue take down, yang ada gue kena backlashes. Karena nanti ini instansi bisa playing victim seolah-olah gue di sini nyebar hoax, ‘oh postingannya dihapus’. Udah gue kena hujat netizen balik,” ujar Bima.
Bima mengatakan, sebenarnya hal seperti wajar saja dilakukan, namun cara yang dilakukannya salah. Komunikasi buruk yang terjadi di instansinya, justru malah menggunakan key public lain untuk mengatakan seolah-olah mereka bagus.
“Ya sebenarnya nggak apa-apa juga sih kalau Bea Cukai mau melakukan sebuah campaign social media untuk membentuk representasi yang bagus di social media. Cuma caranya salah. Udah jelas-jelas crack communication itu terjadi di intansi mereka sendiri. Pake acara cari key public lain untuk me-review seolah-olah bagus,”
“Lo mau gue review jujur beneran, nggak mungkin. Lo pasti maunya gue describe atau men-sticth video yang kemarin lagi viral atau apa gitu,”
Lebih lanjut, Bima pun mengatakan jika agensi tersebut tidak meriset lebih dahulu siapa konten kreator yang sedang dihubunginya. Ia mengaku bukanlah sosok yang gila uang, sehingga mau menerima tawaran tersebut.
Muncul pro dan kontra dari warganet
Foto: TikTok.com/awbimax
Konten Bima yang viral ini memunculkan pro dan kontra dari warganet. Dengan konten ini, banyak warganet yang mengaku jadi tahu apa yang dilakukan oleh Bea Cukai.
“Emang kelas Bima ini, baru ini influencer yang ngikutin suara hati, jempol buat lo dek, i’m proud of you,” komentar @des***.
“Tapi gue setuju sama si Bima, instansi negara ini butuh evaluasi kinerja, bukan perbaiki nama baik lewat pihak ketiga,” tulis @kor***.
“Orang pemerintah ini suka banget ya make acara bayar buzzer, biar mereka bisa mempertahankan opini jeleknya itu. Daripada make duit anggaran buat benerin sistem dan meningkatkan taraf masyarakat, eh duitnya dipake buat kepentingannya,” kata @er***.
“Dengan penyelesaian masalah suatu instansi negara pake buzzer itu udah kelewatan sih, bukannya muhasabah diri, perbaiki diri, evaluasi ke gitu kayanya susah banget, atau gengsi nggak mau mengakui kesalaha?” komentar @xha***.
Di samping itu, ada juga warganet yang kontra dengan keputusan Bima mengungkap pesan dari agensi tersebut ke publik.
“Keren sih dispill, tapi aman kah itu screenshot chat kek gitu terus disebar ke publik,” tulis @ci***.
“Sebenarnya kalo posisinya gini jelas bima yang ngawur, nggak etis sama sekali. Itu pihak ketiga cuma nanya baik-baik malah dibuka ke publik yang cuma jadi sarang hujatan. Jelas di mata publik Bima ini jadi ‘keren dan savage’ sekali karena Bea Cukai emang lagi jadi public enemy,” kata @sa***.
“Agensinya nggak risk-assessment dulu soal profile KOL yang mau diapproach. Tapi in my humble opinion, agak kurang etis juga sih Bima upload chat personal gini tanpa ada consent,” @the***.
Alasan Bima ungkap saat ditawari jadi buzzer Bea Cukai
Foto: TikTok.com/awbimax
Saat ada salah satu content creator lain di TikTok yang berkomentar turut menanyakan mengapa Bima mempublish hal ini ke media sosial, ia pun menjelaskan dengan gamblang terkait alasannya.
“Permasalahannya di sini, gue dapet tawaran endorsement dari salah satu agensi yang terang-benderang agensinya mention kalau mereka kerja sama dengan instansi negara yang sekarang sedang bobrok-bobroknya dan disorot publik,” ujar Bima.
“Jadi gue melihatnya ini sebagai social isu yang sekalian aja gue bongkar dan keluarin ke public space, nggak perlu gue simpen-simpen,” lanjutnya.
“Tapi kalau lu memilihnya menyimpan ke ranah pribadi lu, that’s okay keep it for your self. Nggak perlu ngerecokin orang-orang yang berani speak up di social media pekara hal ini,”
“Nggak semua orang butuh di-endorse,” pungkas Bima.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!
(ria/ria)