Life

Yuk, Kenali Istilah “Alpha Female” Lewat Film Far From the Madding Crowd!

×

Yuk, Kenali Istilah “Alpha Female” Lewat Film Far From the Madding Crowd!

Sebarkan artikel ini


Beauties, tahukah kamu kalau kata ‘alpha’ lebih sering dikaitkan dengan pria? Ternyata hal ini ada sebabnya, lho.

Melansir dari Science of People, kata alpha ternyata berasal dari penelitian tentang perilaku hewan jantan yang menjadi pemimpin suatu kelompok. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kata alpha sudah digunakan secara lebih luas. 

Alpha female merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyebut perempuan dengan ambisi kepemimpinan yang melekat pada dirinya. Alpha female biasanya juga memiliki motivasi, ambisi, dan kepercayaan diri yang tinggi sehingga perasaan tersebut kemudian membantu mereka dalam memimpin orang lain.

Berbicara soal alpha female, ternyata ada film berjudul Far From the Madding Crowd yang tokoh utamanya memiliki sifat tersebut. Yuk, pahami istilah alpha female lebih jauh lagi lewat film ini!

Tangguh, Mandiri, dan Pemberani

Potret Batsheba Bekerja di Peternakan/Foto: culledculture.com

I shall be up before you are awake; I shall be afield before you are up; and I shall have breakfasted before you are afield. In short, I shall astonish you all“.

Perkataan tersebut terlontar dari Bathsheba Everdene, sang pemeran wanita utama sekaligus sosok alpha female di film ini yang memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi, tangguh, mandiri, dan juga keberanian yang tercermin dari berbagai aspek kehidupannya. Bathsheba merupakan pewaris utama peternakan dari pamannya yang mengambil alih manajemen peternakan tersebut tanpa keraguan sedikit pun. Dia mempekerjakan dan mengarahkan para pekerja secara langsung, membuat keputusan bisnis, dan memastikan kelangsungan hidup peternakannya.

Peternakan yang ia jalani pun berjalan dengan baik karena ia selalu melakukan inovasi dalam metode pertanian dan memaksimalkan hasil panen. Keberanian Bathsheba dapat dilihat dari tindakannya yang cekatan dan tidak panik dalam menangani permasalahan kebakaran tumpukan jerami. 

Hal ini tentu berbanding terbalik dengan kondisi sosial terhadap wanita di era tersebut. Perempuan di era Victoria biasanya jarang mendapatkan kesempatan untuk mengelola properti atau bisnis sendiri. Mereka biasanya akan menikah dan membiarkan urusan ekonomi untuk sepenuhnya dikendalikan oleh suami mereka.

Melihat hal ini, Bathsheba tentu memiliki sifat tangguh, mandiri, dan keberanian yang luar biasa, bukan, Beauties?


Tegas dalam Membuat Keputusan
Far From the Madding Crowd

Far from the Madding Crowd/ Foto: imdb.com

Selain mengambil alih peternakan yang membuatnya harus membuat keputusan bisnis, kehidupan asmaranya juga sering kali membuat ia harus membuat keputusan yang berat. Keberanian Bathsheba yang tidak biasa ini membuat banyak pria tertarik untuk melamar dan menjadikan Bathsheba istri mereka.

Namun ternyata hal tersebut tidaklah semudah yang mereka pikirkan. Banyak penolakan yang ia sampaikan dengan yakin kepada beberapa pria yang melamarnya, mulai dari pria yang benar-benar tulus hingga pria yang berpengaruh untuk bisnisnya.

Penolakan yang ia lakukan bukan tanpa alasan, melainkan karena dia tidak ingin terikat oleh pernikahan hanya karena aturan sosial. Ia juga tidak ingin memberikan harapan palsu kepada mereka sekaligus berbohong kepada diri sendiri akan perasaannya.

Selain penolakan, ia juga membuat keputusan besar untuk menikahi seseorang bernama Sergeant Troy. Ia melakukan hal tersebut atas dasar keyakinan atas perasaan cintanya yang kuat, meskipun lingkungan sekitarnya meragukan keputusan yang ia buat.

Tidak Mudah Menyerah
Far From the Madding Crowd

Far From the Madding Crowd/ Foto: imdb.com

Keputusan besarnya untuk menikah ternyata tidak berjalan dengan baik. Pria yang ia nikahi ternyata baru menunjukkan sifat aslinya selang beberapa lama setelah pernikahan berlangsung.

Berbagai perilaku buruk dan pengkhianatan yang diberikan kepada Bathsheba membuat hatinya hancur. Meskipun demikian, segala cara ia lakukan untuk bersikap seprofesional mungkin untuk tetap mengelola peternakannya. 

Ia mencoba melupakan Troy yang telah berkhianat dan fokus kepada hal yang masih dapat diperbaiki. Pada akhir cerita, Bathsheba mencoba membuka hati untuk seseorang yang pernah ia tolak, Gabriel Oak. Ia melihat ketulusan dan kesetiaan pada diri Gabriel Oak yang tidak ia dapatkan dari pernikahannya yang lalu. Pria ini yang kemudian membuat ia tidak menyerah pada cinta. 

Nah, Beauties, itulah beberapa hal tentang alpha female yang dapat dimengerti lewat salah satu peran wanita utama di film Far From the Madding Crowd. Setelah mengulik karakter Bathsheba, apakah kamu termasuk alpha female?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


(dmh/dmh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *