Life

7 Mitos tentang Memaafkan yang Perlu Kamu Pahami, Agar Tidak Ragu Maafkan Orang Lain!

×

7 Mitos tentang Memaafkan yang Perlu Kamu Pahami, Agar Tidak Ragu Maafkan Orang Lain!

Sebarkan artikel ini


Setiap orang pasti berbuat kesalahan kepada orang lain, baik disengaja maupun tidak disengaja. Di sisi lain, ada orang yang masih tersakiti dan belum bisa memaafkan orang yang telah menyakitinya.

Pun, memaafkan adalah tentang kekuatan mengampuni orang yang telah bersalah pada kita. Namun, salahkah jika kita masih sering mengingat kesalahannya atau rasa terluka oleh perilaku atau perbuatan orang lain di masa lalu masih sering datang di pikiran kita?

Untuk mengetahuinya, simak mitos dan fakta memaafkan yang harus kamu tahu berikut ini, Beauties. 

1. Mitos: ‘Orang yang Tak Bisa Memaafkan adalah Orang Jahat’

Ilustrasi pertemanan/Foto: Pexels/Liza Summer

Dilansir dari Psychology Today, faktanya, memaafkan hanyalah upaya mencari kedamaian dan penyembuhan untuk diri kita sendiri. Tidak ada tekanan atau penilaian dari mana pun bahwa kamu adalah orang jahat karena tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain. Meskipun demikian, yakinlah untuk memberi maaf bila kamu menilai orang tersebut memang sungguh-sungguh meminta maaf.

2. Mitos: ‘Memaafkan Berarti Melupakan’

Ilustrasi memaafkan/Foto: Pexels/Kabita Darlami

Mengutip Scott Savage, faktanya, melupakan apa yang terjadi tidak semudah itu. Kita tidak bisa memaksa diri kita melupakan sesuatu, apalagi pengalaman yang membuat kita begitu terluka.

Memaafkan adalah sesuatu yang harus dilakukan demi kedamaian diri kita sendiri, dan melupakan hal yang terpisah dari memaafkan. 

3. Mitos: ‘Kita Harus Memberitahu Orang Bahwa Kita Sudah Memaafkannya’

Ilustrasi mengobrol/Foto: Pexels/Shvets Production

Faktanya, kita tidak perlu memberitahu seseorang bahwa kita sudah memaafkannya. Kita dapat memaafkan seseorang tanpa harus membuat mereka tahu karena memaafkan adalah perkara melegakan diri sendiri dari rasa sakit dan terluka, bukan kebebasan dirinya dari rasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan terhadap kita.


4. Mitos: ‘Memaafkan Artinya Kita Harus Berdamai dengan Pelaku’

Ilustrasi berteman/Foto: Unsplash/Omar Lopez

Dilansir dari Talk It Over, faktanya, ketika kita disakiti atau orang melakukan salah pada kita, dan kita telah menjauhkan diri darinya, memaafkan tetap dapat dilakukan tanpa harus kembali berteman dengannya. Tidak apa-apa jika kamu memilih untuk tidak berkawan lagi dengannya bila itu yang membuat perasaanmu lebih nyaman.

Itulah sebabnya kita bisa memaafkan orang yang sudah meninggal, orang yang dipenjara, dan orang yang sudah tidak berhubungan lagi dengan kita.

5. Mitos: ‘Kita Hanya Boleh Memaafkan Orang yang Pantas Dimaafkan’

Mitos: Kita hanya boleh memaafkan orang yang pantas dimaafkan/Foto: Unsplash/Rosie Sun

Faktanya, kita memaafkan orang agar terbebas dari rasa sakit hati. Apakah orang tersebut layak mendapatkan pengampunan tidak ada hubungannya dengan keputusan kita memaafkannya. Karena sebagai manusia, kita tidak berhak menilai bahwa dia pantas untuk dimaafkan atau tidak.

6. Mitos: ‘Memaafkan adalah Tanggapan untuk Orang yang Meminta Maaf’

Mitos: memaafkan adalah tanggapan untuk orang yang meminta maaf/Foto: Unsplash/Ben White

Faktanya, kita tidak perlu menunggu orang lain untuk meminta maaf dulu agar kita bisa memaafkannya.

Kitalah yang memutuskan sendiri untuk memaafkannya, karena kita yang tahu dan membutuhkan manfaat dari memaafkan dan mengampuni orang tersebut, yaitu memperoleh kembali kebahagiaan dan ketenangan pikiran, serta tidak bergantung pada tindakan orang lain terlebih dahulu. Cobalah untuk belajar memaafkan tanpa menunggu orang meminta maaf demi menghemat waktu, tenaga, dan mengurangi sakit hatimu.

 

7. Mitos: ‘Kita Tidak Perlu Memaafkan Orang yang Sudah Tidak Ada’

Mitos: Kita tidak perlu memaafkan orang yang sudah tidak ada/Pexels/Magda Ehlers

Melansir TFF, faktanya, jika kamu masih emosi dan merasakan luka yang disebabkan oleh orang yang sudah tidak bersinggungan lagi denganmu, misalnya karena sudah beda tempat atau kantor, maka tidak menutup kemungkinan kamu masih menyimpan kebencian yang dapat memengaruhi kehidupan dan interaksimu pada orang lain.

Intinya, sekalipun dia sudah tidak lagi ada di hidupmu sekarang ini, kamu tetap harus memiliki kebesaran hati untuk memaafkannya demi menjauhkan dirimu dari rasa benci dan amarah yang menyiksa batinmu sendiri.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


 

 

(ria/ria)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *