Life

Fakta Seputar Film ‘Farha’, Adaptasi Kisah Nyata Kekejaman Israel hingga Sempat Diboikot

×

Fakta Seputar Film ‘Farha’, Adaptasi Kisah Nyata Kekejaman Israel hingga Sempat Diboikot

Sebarkan artikel ini


Beauties, pada 2022 lalu, Netflix menayangkan salah satu film yang bertajuk Farha. Untuk kamu yang belum tahu, Farha merupakan film drama sejarah yang diproduksi bersama secara internasional tentang pengalaman seorang perempuan muda asal Palestina selama Nakba, pengusiran warga Palestina dari tanah air mereka pada 1948 silam.

Film ini sendiri disutradarai oleh Darin J. Sallam yang juga dibuat berdasarkan kisah nyata, Beauties. Namun, ternyata film ini sempat terancam diboikot oleh para pejabat Israel dan pendukungnya, meskipun usaha tersebut gagal karena pada akhirnya Farha tetap ditayangkan di Netflix.

Simak detail lainnya mengenai film Farha berikut ini!


Sinopsis Film Farha
Film Farha

Film Farha/ Foto: Netflix

Seperti yang telah disebutkan di awal, Farha merupakan film yang disutradarai oleh Darin J. Sallam. Melansir dari  Aljazeera, Farha dibuat berdasarkan kisah nyata seorang perempuan berusia 14 tahun asal Palestina yang selamat dari Nakba pada 1948, ketika ratusan ribu warga Palestina diusir dari tanah airnya oleh milisi Zionis.

Karakter utama film tersebut, Farha, memiliki impian untuk menempuh pendidikan di kota seperti anak-anak lainnya, meskipun awalnya sang ayah meminta Farha untuk menikah. Ketika akhirnya permintaan Farha hendak diwujudkan sang ayah, kejadian tragis mulai terjadi.

Farha dikurung demi keselamatannya sendiri di dapur ketika pasukan Zionis menyerang desanya, dan melalui celah pintu, dirinya menyaksikan beberapa kekerasan brutal ‘pembersihan’ etnis yang menciptakan negara Israel.

Israel Berusaha Memboikot Penayangan Film Farha
Israel vs Palestina/Foto: Freepik.com

Israel berusaha memboikot film Farha/ Foto: freepik.com

Sebelum ditayangkan di Netflix, Farha sebelumnya ditayangkan di festival film Toronto pada 14 September 2021, Beauties. Ketika hendak ditayangkan di platform Netflix, pihak Israel pun berusaha memboikot penayangan film Farha.

Bukan tanpa alasan, film tersebut turut menggambarkan tentang peristiwa Nakba, ketika pasukan militer Zionis mengusir setidaknya 750 ribu warga Palestina dari rumah dan tanah mereka serta merebut 78% wilayah bersejarah Palestina seperti melansir dari Aljazeera.

Terdapat kampanye Israel untuk menghentikan penayangan film tersebut di Netflix, dengan Avigdor Lieberman, seorang ‘sayap kanan’ yang menjabat sebagai menteri keuangan Israel, menyarankan agar pendanaan negara ditarik dari sebuah teater di Jaffa yang berencana menayangkan film tersebut.

Jaffa, atau Yafa dalam bahasa Arab, adalah salah satu kota terbesar di Palestina yang bersejarah hingga sebagian besar dari 120 ribu penduduknya diusir selama nakba. Sepertiga dari kota tersebut masih menjadi milik warga Palestina saat ini.

Bahkan, Menteri Kebudayaan Israel, Chili Tropper, mengatakan bahwa film Farha menunjukkan “kebohongan dan fitnah”, dan rencana Al-Saraya, teater Jaffa yang berencana menayangkan film tersebut, “memalukan”.

Cerita di Balik Pembuatan Film Farha
JEDDAH, SAUDI ARABIA - DECEMBER 13: Darin Sallam poses with their Competition Special Mention award for 'Farha' at the closing night Award Ceremony at The Red Sea International Film Festival on December 13, 2021 in Jeddah, Saudi Arabia. (Photo by Tim P. Whitby/Getty Images for The Red Sea International Film Festival)

Darin J. Sallam/ Foto: Getty Images for The Red Sea Int/Tim P. Whitby

Sutradara Darin J. Sallam pun mengungkapkan alasan di balik pembuatan film Farha kepada Aljazeera serta pandangannya tentang mengapa Israel sangat ‘marah’ terhadap film tersebut, Beauties.

“Saya ingin menunjukkan tentang seorang gadis yang mempunyai mimpi seperti anak-anak lainnya, yang mempunyai mimpi untuk mendapatkan pendidikan, untuk menjalani kehidupan normal. Dia [Farha] tidak memilih untuk menjadi bagian dari ini, tapi dia dipaksa melakukan semua ini.

Ketika dia hampir mencapai mimpinya, perang datang ke desanya dan dia tertinggal. Kelihatannya sangat mudah dan sederhana, namun berat. Dia kehilangan mimpinya dan dipaksa untuk tumbuh dewasa,” jelas Darin J. Sallam.

Lebih lanjut, menurut sang sutradara, Israel sangat marah dan kesal terhadap film Farha karena film tersebut dinilai menunjukkan kebenaran yang berusaha ditutupi sejak lama oleh Israel.

“Ketika mereka [Israel] menyebut hari kemerdekaan, itulah malapetaka (nakba) kita. Dan mereka tidak ingin masyarakat mengetahui bahwa negara ini dibangun dengan menghancurkan desa-desa dan membunuh orang. Terlebih lagi bagi warga Palestina, nakba tersebut tidak akan pernah berakhir.

Apa yang kita lihat di berita hari ini hanya menegaskan bahwa nakba masih terus berlanjut, luka-luka [yang dialami warga Palestina] masih terus mengeluarkan darah. Maka, ketika orang bertanya kenapa saya membuka ‘luka lama’, saya berkata bahwa ‘luka’ tersebut masih mengeluarkan darah, nakba masih terus berlanjut, bahkan terjadi setiap hari.”

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


(sim/sim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *