Israel melancarkan serangan brutal di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza, Sabtu (8/6). Diperkirakan 274 warga Gaza tewas dan lebih dari 700 orang terluka, dilansir dari Al Jazeera. Serangan ini dilakukan pasukan pertahanan Israel (IDF) untuk menyelamatkan empat sandera.
Serangan keji yang dilancarkan Israel digambarkan sebagai sebuah pembantaian. Warga yang meninggal dan luka-luka dilarikan ke dua rumah sakit di Gaza, yaitu RS Al-Awda di Nuseirat, dan RS Al-Aqsa Martyrs di Deir Al-Balah.
Para dokter menyebut kejadian di dalam Rumah Sakit Al-Aqsa sebagai “pertumpahan darah total”, dan seorang petugas medis mengatakan bagian dalam rumah sakit tersebut “terlihat seperti rumah jagal.”
Pihak rumah sakit mengonfirmasi telah menerima sekitar 200 korban jiwa. Namun, juru bicara IDF mengklaim korban dari operasi pembebasan sandera itu berkisar kurang dari 100 orang. Pihak IDF juga mengklaim tidak mengetahui warga sipil yang terdampak operasi itu.
Dugaan Keterlibatan AS
Dugaan Keterlibatan AS/Foto: AFP via Getty Images/AHMED ZAKOUT
Sebelum serangan di kamp pengusi Nuseirat, sebuah rekaman eksklusif yang diperoleh Al Jazeera menunjukkan pasukan khusus Israel menggunakan truk bantuan dan mobil sipil untuk melakukan operasi tersebut.
Dilansir The Palestine Chronicle dari situs berita Amerika Axios, diduga Amerika Serikat memainkan peran penting dalam penyelamatan empat tawanan Israel. Rekaman eksklusif dari Al Jazeera menunjukkan mobil-mobil sipil yang dikawal oleh tank-tank militer Israel menembus wilayah barat kamp Nuseirat, di tengah serangkaian serangan udara yang dilancarkan.
Sekelompok tentara Israel menyusup ke kamp pengungsian Nuseirat dengan menyamar sebagai pekerja bantuan kemanusiaan dan menggunakan truk bantuan kemanusiaan untuk membebaskan empat tawanan di Jalur Gaza tengah.
[Gambas:Instagram]
Wali Kota Gaza Tewas Akibat Gempuran Israel
Wali Kota Gaza Tewas Akibat Gempuran Israel/Foto: REUTERS/Doaa Rouqa
Wali Kota Nuseirat Iyad al-Maghari dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam stasiun pompa air di area Nuseirat, Jalur Gaza bagian tengah. Kala itu, Iyad al-Maghari sedang berkunjung ke stasiun pompa air tersebut.
Dilansir AFP dan Al Arabiya, Sabtu (8/6), Maghari sedang berada di fasilitas pengelolaan air yang melayani area Nuseirat itu ketika serangan udara Israel menghantam pada Kamis (6/6) malam, sekitar pukul 22.30 waktu setempat. Serangan tersebut tidak hanya menewaskan al-Maghari, tetapi juga empat anggota keluarganya.
Kesaksian Warga saat Serangan Berlangsung
Kesaksian Warga saat Serangan Berlangsung/Foto: REUTERS/Doaa Rouqa
Serangan yang dilancarkan Israel dilakukan pada saat masyarakat Gaza tengah melakukan aktivitas sehari-hari.
“Itu seperti film horor tapi ini benar-benar pembantaian. Drone dan pesawat tempur Israel menembaki sepanjang malam secara acak ke rumah-rumah penduduk dan orang-orang yang mencoba melarikan diri dari daerah tersebut,” kata Ziad, seorang paramedis dan penduduk Nuseirat, kepada Reuters.
Abdul Salam Darwish, seorang saksi mata atas serangan Israel, mengungkapkan bahwa dirinya sedang berbelanja di pasar untuk mempersiapkan Hari Raya Idul Adha.
“Meski dalam kondisi ini, kami bahagia menyambut Hari Raya Idul Adha. Namun, tiba-tiba, aku melihat lebih dari dua puluh pesawat melintas di atas kepala. Serangan terjadi, dan menara rata dengan tanah, tubuh korban tersebar di jalanan,” ujar Abdul kepada Al Jazeera.
Israel menyerang Gaza tengah melalui udara, darat, dan laut. Serangan di kamp pengungsi Nuseirat yang disebut pembantaian adalah salah satu serangan terburuk terhadap Palestina sejak 7 Oktober 2023. Setidaknya 37.084 orang tewas dan 84.494 luka-luka sejak genosida Israel di Palestina pada Oktober 2023 lalu, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Banyak pihak mengutuk
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!
(naq/naq)