Life

Mengenal Pratiwi Sudarmono, Astronot Perempuan Pertama Indonesia

×

Mengenal Pratiwi Sudarmono, Astronot Perempuan Pertama Indonesia

Sebarkan artikel ini


Banyak dari kita mungkin pernah berkhayal untuk menjadi astronot. Namun, menjadi astronot adalah pekerjaan yang sangat sulit digapai. Akhirnya, banyak yang memendam khayalan itu menjadi sebatas mimpi belaka. Namun, hal ini bisa diraih oleh seorang perempuan kelahiran Bandung bernama Pratiwi Sudarmono. Seperti apakah sosok Pratiwi Sudarmono?

Dilansir dari detikbali, Pratiwi Sudarmono lahir pada 31 Juli 1952 di Bandung, Indonesia. Dari usia muda, minatnya pada eksplorasi luar angkasa telah membara, dan dia bermimpi untuk menjadi bagian dari Index Space Experiment (INSPEX).

Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD St. Joseph pada tahun 1964, Pratiwi melanjutkan pendidikan menengahnya di SMP St. Angela dan SMA Putri Tarakanita Jakarta. Tahun 1977, ia meraih gelar Master dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tak berhenti di situ, Pratiwi meraih gelar Ph.D. dalam bidang Biologi Molekuler dari Universitas Osaka, Jepang pada tahun 1984.

Perjalanan Menjadi Astronot

Astronot Perempuan Pertama Indonesia/Foto: Pexels/SpaceX

Pada tahun 1985, Pratiwi melakukan langkah penting dalam perjalanan menuju mimpinya. Dia berangkat ke Johnson Space Center di Amerika Serikat untuk menjalani pelatihan sebagai Astronot Spesialis Muatan. Pada bulan Oktober di tahun yang sama, dia terpilih untuk mewakili Indonesia dalam misi penerbangan Palapa-B-3 STS-61H NASA sebagai Spesialis Muatan. Namun, takdir berkata lain.

Misi penerbangan yang dinantikan dengan begitu banyak harapan itu harus dibatalkan karena tragedi pesawat Challenger pada Januari 1986. Meskipun kecewa, Pratiwi tidak menyerah pada mimpinya. Dia tetap aktif di NASA sampai tahun 1987, memberikan kontribusi pada penelitian dan pembelajaran di sana.


Kembali dan Mengabdi di Indonesia

Pratiwi Sudarmono/Foto: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Adanya krisis moneter tahun 1997 memaksa Pratiwi untuk kembali ke Indonesia. Pratiwi kembali dan melanjutkan kariernya di bidang mikrobiologi. Dia menjadi sosok yang inspiratif, menerima penghargaan atas kontribusinya dalam penelitian mikrobiologi. Sebagai Ketua Departemen Mikrobiologi dan Wakil Dekan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dia menjadi teladan bagi banyak orang.

Pada tahun 2008, Pratiwi diangkat sebagai Guru Besar atau Profesor Kehormatan Ilmu Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penghargaan terbarunya, “Recognition for Inspiring Women in STEM” pada tahun 2019, menegaskan dampaknya yang tak terbantahkan dalam memotivasi wanita di bidang Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika.

Kisah hidup Pratiwi Sudarmono adalah bukti nyata bahwa dengan tekad yang kuat, dedikasi yang tak kenal lelah, dan semangat yang membara, mimpi besar dapat diwujudkan. Dia adalah bukti hidup bahwa batasan-batasan tidak ada jika kita berani bermimpi dan bekerja keras.

Semoga kisah inspiratifnya terus memberi motivasi bagi banyak orang, terutama generasi muda, untuk mengejar impian mereka dan mengubah dunia.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


(naq/naq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *