Life

Mengenal Sextortion, Modus Kejahatan Berupa Pemerasan Seksual

×

Mengenal Sextortion, Modus Kejahatan Berupa Pemerasan Seksual

Sebarkan artikel ini


Pernahkah Beauties mendengar soal panggilan panggilan video misterius yang ketika diangkat ternyata menampilkan konten asusila? Waspadalah, karena ini mungkin bukan sekedar tindakan iseng. Jika tidak hati-hati, bisa-bisa kamu menjadi korban sextortion atau pemerasan berbasis konten seksual. Wah, kejahatan apa lagi itu?

Melansir Metropolitan Police UK, sextortion adalah akronim dari sexual extortion. Singkatnya, pelaku menggunakan konten-konten vulgar yang diperoleh secara ilegal sebagai “senjata” untuk memeras korban. Seperti apa modusnya dan seberapa besar bahayanya? Simak penjelasannya!

Apa Itu Sextortion?




Perlu ketegasan untuk menghentikan tindakan pelecehan seksual di dunia maya/Foto: Pexels/Anete LusinaIlustrasi/Foto: Pexels/Anete Lusina

Internet Matters mendefinisikan sextortion adalah bentuk kejahatan siber di mana pelaku memeras korbannya dengan ancaman menyebarkan konten seksual eksplisit yang berkaitan dengan korban.

Walau konten tersebut tidak sesuai dengan fakta, namun konten bisa saja dimainkan pelaku sehingga membuat korban merasa terancam dan akan merasa malu jika tersebar. Dengan demikian, korban merasa tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti keinginan pelaku.

Melansir laman FBI, kasus extortion yang menyerang remaja dan anak-anak mengalami peningkatan signifikan seiring waktu. Banyak pelaku menargetkan korban di bawah umur lantaran mereka cenderung takut pada orangtua dan masih belum punya cukup pengalaman untuk menghadapi kasus kriminal.

Bagaimana Pelaku Menjebak Korban?

Ilustrasi Sextortion/Foto: Freepik.com/wirestock

Biasanya, pelaku memperoleh konten tersebut melalui metode seperti peretasan, rekaman rahasia, atau bahkan manipulasi emosional yang membuat korban secara sukarela mengirimkan gambar atau video pribadi. Lalu bagaimana hal ini terjadi? Berikut beberapa cara yang ditempuh pelaku:

  1. Melalui Media Sosial dan Aplikasi Kencan: Pelaku sering kali berpura-pura menjadi orang lain di media sosial atau aplikasi kencan, menarik perhatian korban dengan identitas palsu. Setelah membangun kepercayaan, pelaku akan meminta atau memanipulasi korban untuk mengirimkan konten eksplisit.
  2. Peretasan: Pelaku bisa meretas perangkat korban, seperti komputer atau ponsel, untuk mencuri konten pribadi. Ini bisa dilakukan melalui malware, phishing, atau metode lain yang memungkinkan akses ilegal ke perangkat korban.
  3. Rekaman Rahasia: Kadang-kadang, pelaku akan merekam korban tanpa sepengetahuan mereka, menggunakan kamera tersembunyi atau perangkat perekam lainnya.
  4. Menjebak Korban: Belakangan ini, modus yang populer adalah melalui panggilan video kepada calon korban, namun ketika diangkat korban hanya akan mendapati video/gambar live tidak senonoh. Pelaku akan dengan cepat mengambil tangkap layar sehingga korban seolah sedang melakukan panggilan “nakal”.

Selain cara di atas, masih banyak cara lain yang bisa ditempuh pelaku. Seiring dengan berkembangnya teknologi, semakin banyak ancaman yang mengintai calon korban. Setelah mendapat konten seksual yang diinginkan, pelaku akan menggunakan hasil capture untuk memeras korban.


Dampak dan Bahaya Sextortion

Ilustrasi Dampak Sextortion/Foto: Unsplash.com/DANNY G

Sextortion adalah modus kejahatan yang sangat merugikan korban. Korban sering kali merasa sangat malu dan takut jika konten tersebut tersebar, yang bisa merusak reputasi dan harga diri mereka.

Selain itu, ancaman dan tekanan terus-menerus dari pelaku dapat menyebabkan stres berat dan trauma emosional. Pasalnya, jika korban memenuhi tuntutan pelaku, mereka mungkin harus membayar sejumlah uang yang signifikan, yang bisa menyebabkan kerugian finansial besar.

Bagaimana Agar Tidak Menjadi Korban?
Cara mengenali orang narsistik dari media sosial mereka

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/jannoon028

Menjadi korban sextortion akan membawa dampak yang sangat fatal bagi kondisi psikologis dan finansial seseorang. Mengingat saat ini hampir tidak ada orang yang bisa hidup tanpa smartphone, ancaman sextortion tentunya menjadi lebih tinggi. Agar terhindar, coba perhatikan tips-tips berikut ini:

  • Hati-hati Berinteraksi di Dunia Maya: Jangan berbagi konten pribadi atau seksual dengan orang yang baru dikenal di media sosial atau aplikasi kencan. Selalu waspada terhadap identitas orang yang tidak benar-benar dikenal.
  • Keamanan Digital: Pastikan perangkat dilindungi dengan antivirus yang kuat dan selalu waspada terhadap email phishing dan tautan mencurigakan. Gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun online.
  • Waspada dengan Kontak Tak Dikenal: Hati-hati dengan panggilan tak dikenal, baik video maupun telepon. Sebaiknya jangan langsung menunjukkan diri, wajah, maupun informasi tentang dirimu. Bahkan jika kamu merasa mengenal pemanggil, jangan buru-buru percaya dan membagikan informasi.  
  • Pelaporan: Jika menjadi korban sextortion, segera laporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang dan platform sosial yang digunakan oleh pelaku. Jangan memenuhi tuntutan pelaku, karena ini hanya akan memberikan mereka lebih banyak kekuatan untuk terus memeras tanpa batas waktu.

Sextortion adalah kejahatan serius yang bisa memiliki dampak merusak pada korban. Dengan memahami cara kerja pelaku dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, risiko menjadi korban sextortion bisa diminimalisir. Selalu ingat untuk menjaga privasi online dan tetap waspada terhadap interaksi yang mencurigakan di dunia maya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Mirafestivalberlin? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Mirafestivalberlin, Mirafestivalberlin.com. Caranya DAFTAR DI SINI!


(naq/naq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *